MEMBENTENGI DIRI DARI KEJAHATAN MISTIK
- Alloh telah mensyariatkan kepada hamba-Nya supaya mereka menjauhkan diri dari kejahatan mistik sebelum terjadi pada diri mereka, dan Alloh menjelaskan pula tentang bagaimana cara pongobatannya bila terjadi pada diri mereka. Ini merupakan rahmat dan kasih sayang Alloh, kebaikan dan kesempurnaan nikmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya.
- Cara yang sesuai dengan syariat Islam untuk membentengi diri agar terhindar dari kejahatan mistik adalah sebagai berikut:
- Mentauhidkan Alloh Azza wa Jalla dan bertawakkal kepadaNya, serta menjauhi perbuatan syirik dengan segala bentuknya. Alloh Azza wa Jalla berfirman, Alloh Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabbnya. Sesungguhnya kekuasaan setan hanyalah atas orang-orang yang menjadikannya sebagai pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Alloh”. (QS. An-Nahl [27]: 99-100) Sesungguhnya setan tidak memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi (mengalahkan) orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Robbnya semata, yang tidak ada sekutu bagiNya, maka Alloh Subhanahu wa Ta’ala akan membela orang-orang mu’min yang bertawakkal kepadaNya dari setiap kejelekan setan, sehingga tidak ada celah sedikitpun bagi setan untuk mencelakakan mereka. (Tafsir as-Sa’di)
- Melaksanakan setiap kewajiban-kewajiban yang Alloh Subhanahu wa Ta’ala perintahkan, dan menjauhi setiap yang dilarang, serta bertaubat dari setiap perbuatan dosa dan kejelekan. Nabi Shallallohu ‘alaihi Wassallam bersabda kepada Ibnu ‘Abbas Radhiyallohu ‘anhu :
يَا غُلاَمُ ! إنِي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ ، احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ…
“Wahai anak, sesungguhnya aku akan mengajarkanmu beberapa kalimat. Jagalah Alloh, niscaya Alloh akan menjagamu…” (HR. Tirmidzi)
- Menunaikan shalat berjamaah di masjid. Rosululloh Sholallohu ‘laihi Wassalam bersabda: “Tidak ada tiga orang yang tinggal di satu desa atau kampung, dimana di tengah-tengah mereka tidak ditegakkan shalat, kecuali setan pasti menguasai mereka, maka hendaklah kalian berjamaah, karena serigala hanya akan memangsa kambing yang menyendiri.” (HR. Abu Dawud, An Nasa’i dan Ahmad)
- Membentengi diri dengan doa-doa dan ta’awudz serta dzikir-dzikir yang disyariatkan, seperti dzikir pagi dan sore, dzikir-dzikir setelah shalat fardhu, dzikir sebelum dan sesudah bangun tidur, do’a ketika masuk dan keluar rumah, do’a ketika naik kendaraan, do’a ketika masuk dan keluar masjid, do’a ketika masuk dan keluar kamar mandi, do’a ketika melihat orang yang mandapat musibah, serta dzikir-dzikir lainnya.
- Memperbanyak membaca al-Qur’an dan manjadikannya sebagai dzikir harian terutama Surat Al-Baqoroh. Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wassalam bersabda:
لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنْ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
“Janganlah menjadikan rumah-rumah kalian layaknya kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibaca di dalamnya surat Al Baqarah”. (HR. Muslim)
- Membersihkan rumah dari salib, patung-patung dan gambar-gambar yang bernyawa serta anjing. Diriwayatkan dalam sebuah hadits, bahwa Malaikat (rahmat) tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat hal-hal di atas. Demikian juga dibersihkan dari piranti-piranti yang melalaikan, seruling dan musik.
- Memakan tujuh butir kurma ‘ajwah setiap pagi hari. Berdasarkan sabda Nabi Shollallohu ‘alaihi Wa sallam
مَنْ تَصَبَّحَ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعَ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً لَمْ يَضُرَّهُ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ سُمٌّ وَلَا سِحْرٌ
“Barangsiapa yang makan tujuh butir kurma ‘ajwah pada setiap pagi, maka racun dan sihir tidak akan mampu membahayakannya pada hari itu
- Cara yang dilarang oleh Syariat Islam dalam melindungi diri dari kejahatan mistik:
- Mendatangi dukun atau para normal.
Sebagian orang Islam yang lemah aqidah dan iman datang ke dukun atau para normal untuk melindungi kejahatan mistik yang menimpa dirinya. Padahal datang ke dukun atau para normal diharamkan oleh ajaran agama Islam. Rosululloh Sholalallohu ‘alaihi Wassalam bersabda:
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ، لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, lalu menanyakan kepadanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari.” (HR. Muslim)
Rosululloh Sholalallohu ‘alaihi Wassalam bersabda:
مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkan apa yang dia katakan, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Sholalallohu ‘alaihi Wassalam (HR. Ahmad)
- Jimat penangkal mistik.
Fenomena penangkal mistik dengan jimat merebak di masyarakat yang tak kenal tauhid. Mereka percaya bahwa jimat yang telah dibacakan atau dituliskan mantra-mantra, lalu dikalungkan kepada leher seseorang atau diletakkan pada suatu tempat memiliki kekuatan magis untuk menangkal dan mengusir pengaruh roh jahat. Tata cara ini bertentangan dengan ajaran Islam.
Dari ‘Imran bin Husein, sesungguhnya Nabi Sholalallohu ‘alaihi Wassalam telah melihat seorang laki-laki yang di tangannya terdapat gelang kuningan, maka beliau bertanya: ‘Celakalah! Apa ini?’ Dia menjawab: ‘Penangkal sakit.’ Maka beliau bersabda: ‘Buanglah itu!’, sesungguhnya hal itu hanya menambah kelemahan pada dirimu, sebab jika kamu mati sedang gelang itu masih ada pada tubuhmu, maka kamu tidak akan beruntung selama-lamanya.” (HR. Ahmad)
- Jampi-jampi syirik.
Jampi-jampi jenis ini di dalamnya terdapat permohonan pertolongan kepada selain Alloh yaitu dengan berdoa kepada selain Alloh, meminta pertolongan dan berlindung kepadanya, misalnya menjampi dengan nama jin, atau nama-nama para malaikat, para nabi dan orang-orang shalih. Hal ini termasuk berdoa kepada selain Alloh dan termasuk syirik besar. Termasuk jampi jenis ini adalah yang dilakukan dengan selain bahasa Arab atau yang tidak dipahami maknanya, sebab dikhawatirkan akan kemasukan unsur kekufuran atau kesyirikan sedang ia tidak mengetahuinya. Jampi jenis ini adalah yang dilarang.
- Melindungi kejahatan mistik dengan sihir.
Rosululloh Sholallohu ‘alahi Wassalam bersabda, “Jauihilah tujuh perkara yang membawa kepada kebinasaan.” Para sahabat bertanya, “Apakah ketujuh perkara itu, wahai Rosululloh?” Beliau menjawab, “Syirik kepada Alloh, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Alloh kecuali dengan sebab yang dibenarkan agama, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri dari medan perang, melontarkan tuduhan zina terhadap wanita mukminah yang terjaga dari perbuatan dosa lagi tidak terbesit keinginan zina dalam hatinya.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Dukung Program Huda Cendekia, Sedekah Santri Penghafal Qur’an