Seri Dunia Mistik: Nama Samaran Dukun atau Tukang Sihir

Gambar. Nama Samaran Dukun - www.hudacendekia.or.id

Bagikan :

NAMA – NAMA SAMARAN DUKUN ATAU TUKANG SIHIR

  1. Para tukang sihir selalu melahirkan nama-nama baru untuk diri mereka dengan tujuan utama mengelabui umat manusia. Nama-nama itu disesuaikan dengan cara mereka melakukan sihir dan diberikan dasar-dasar logika agar bisa diterima orang banyak tanpa mengetahui bahwa yang sebenarnya mereka lakukan adalah hasil penghambaan kepada setan.
  2. Dalam bahasa Arab, tukang sihir disebut as-sahir. Sedangkan para peramal yang juga pada hakikatnya bermitra dengan setan dinamakan al-`arrof, al-kahin, al-munajjim dan roml.
  3. Al-Kahin adalah seseorang yang mengabarkan sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang. Ada pula yang mengatakan, al-kahin adalah yang mengabarkan apa yang tersembunyi dalam qalbu.
  4. ‘Arrof adalah orang yang mengaku-ngaku mengetahui urusan-urusan tertentu melalui cara-cara tertentu, yang darinya ia mengaku mengetahui tempat barang yang dicuri atau hilang.
  5. Al-Munajjim adalah tukang ramal melalui perbintangan.
  6. Raml dalam bahasa Arab berarti pasir yang lembut. Rammal adalah seorang tukang ramal yang menggaris-garis di pasir untuk meramal sesuatu. Ilmu ini telah dikenal di masyarakat Arab dengan sebutan ilmu raml.
  7. Di antara nama-nama tukang sihir di masa kini adalah dukun, orang pintar, ahli hikmah, ahli supranatural, ahli hipnotis, paranormal, mentalis, energi healer, spiritualis, metafisikian, tukang sulap, magician  dan istilah-istilah menjebak lainnya.
  8. Hakikat dari nama-nama tukang sihir di atas adalah bermuara pada satu titik kesamaan yaitu meramal, mengaku mengetahui perkara ghaib (sesuatu yang belum diketahui) yang akan datang, baik itu terkait dengan nasib seseorang, suatu peristiwa, mujur dan celaka, atau sejenisnya.

Baca Artikel Lainnya!

  1. Ciri-ciri dukun atau tukang sihir adalah:
    • Bertanya kepada pasien tentang namanya, nama ibunya, atau semacamnya.
    • Meminta bekas-bekas pasien baik pakaian, sorban, sapu tangan, kaos, celana, atau sejenisnya dari sesuatu yang biasa dipakai si pasien. Atau bisa juga meminta fotonya.
    • Terkadang meminta hewan dengan sifat tertentu untuk disembelih tanpa menyebut nama Alloh Subhanahu wa Ta’ala, atau dalam rangka diambil darahnya untuk kemudian dilumurkan pada tempat yang sakit pada pasiennya, atau untuk dibuang di tempat kosong.
    • Menulis jampi-jampi dan mantra-mantra yang memuat kesyirikan.
    • Membaca mantra atau jampi-jampi yang tidak jelas.
    • Memberikan kepada pasien kain, kertas, atau sejenisnya, dan bergariskan kotak. Di dalamnya terdapat pula huruf-huruf dan nomor-nomor.
    • Memerintahkan pasien untuk menjauh dari manusia beberapa saat tertentu di sebuah tempat yang gelap yang tidak dimasuki sinar matahari.
    • Meminta pasien untuk tidak menyentuh air sebatas waktu tertentu, biasanya selama 40 hari.
    • Memberikan kepada pasien sesuatu untuk ditanam dalam tanah.
    • Memberikan kepada pasien sesuatu untuk dibakar dan mengasapi dirinya dengannya.
    • Terkadang mengabarkan kepada pasien tentang namanya, asal daerahnya, dan problem yang menyebabkan dia datang, padahal belum diberitahu oleh pasien.
    • Menuliskan untuk pasien huruf-huruf yang terputus-putus baik di kertas atau mangkok putih, lalu menyuruh si sakit untuk meleburnya dengan air lantas meminumnya.
    •  Terkadang menampakkan suatu penghinaan kepada agama misal menyobek tulisan-tulisan ayat Al-Qur’an atau menggunakannya pada sesuatu yang hina.
    • Mayoritas waktunya untuk menyendiri dan menjauh dari orang-orang, karena dia lebih sering bersepi bersama setannya yang membantunya dalam praktik perdukunan.

  1. Dukun atau tukang sihir adalah para penyembah setan yang mendapat bantuan setan dalam melakukan aksinya sebagai imbalan peribadatan mereka dan sebagai usaha setan dalam mencelakakan umat manusia. Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam bersabda, “Apabila Alloh memutuskan sebuah urusan di langit, tertunduklah seluruh malaikat karena takutnya terhadap firman Alloh Ta’ala seakan-akan suara rantai tergerus di atas batu. Tatkala tersadar, mereka berkata: “Apa yang telah difirmankan oleh Robb kalian?” Mereka menjawab: “Kebenaran, dan dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.” Lalu berita tersebut dicuri oleh para pencuri pendengaran (setan). Demikian sebagian mereka di atas sebagian yang lain –Sufyan menggambarkan tumpang tindihnya mereka dengan telapak tangan beliau lalu menjarakkan antara jari jemarinya–. (Pencuri berita) itu mendengar kalimat yang disampaikan, lalu menyampaikannya kepada yang di bawahnya. Yang di bawahnya menyampaikannya kepada yang di bawahnya lagi, sampai dia menyampaikannya ke lisan tukang sihir atau dukun. Terkadang mereka dijumpai oleh bintang pelempar sebelum dia menyampaikannya, namun terkadang dia bisa menyampaikan berita tersebut sebelum dijumpai oleh bintang tersebut. Dia menyisipkan seratus kedustaan bersama satu berita yang benar itu. Kemudian petuah dukun yang salah dikomentari: “Bukankah dia telah mengatakan demikian pada hari demikian?” Dia dibenarkan dengan kalimat yang didengarnya dari langit itu.” (HR. Bukhori)
  2. Diharamkan mendatangi dukun meskipun tanpa mempercayainya. Orang yang mendatangi dukun, shalatnya tidak akan diterima selama 40 hari. Rosululloh Sholallohu ‘alahi Wassalam bersabda:

مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافًا لَمْ  تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً

“Barangsiapa mendatangi dukun maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari.” (HR. Muslim)

  1. Barangsiapa datang kepada dukun, lalu bertanya dan mempercayai ucapannya. Maka ini adalah seorang kafir kepada Alloh Ta’ala, karena mempercayai pengakuannya terhadap ilmu gaib, dan mempercayai manusia dalam pengakuan mengetahui yang gaib termasuk mendustakan firman Alloh.

Alloh Ta’ala berfirman: Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Alloh”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” (QS. an-Naml [27]: 65)

Rosululloh Sholallohu ‘alahi Wassalam bersabda:

مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ

“Barangsiapa mendatangi dukun atau peramal lalu memercayai apa yang dia katakan maka dia telah kafir dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad Sholallohu ‘alahi wassalam.” (HR. Abu Dawud)

(NAMA SAMARAN DUKUN)

Dukung Program Huda Cendekia, Sedekah Santri Penghafal Qur’an

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori
WhatsApp chat

Assalamualaikum,..

Sahabat shalih/shaliha bantu para santri untuk bisa menghafal al-Qur’an yuk, dengan bersedekah di program

Beasiswa untuk Santri Penghafal Al-Qur'an

× How can I help you?