Seri Dunia Mistik: Kedigdayaan

Gambar. Seri Dunia Mistik: Kedigdayaan - www.hudacendekia.or.id

Bagikan :

Seri Dunia Mistik: Kedigdayaan

  1. Kedigdayaan adalah ilmu bela diri yang ditambah dengan ritual tertentu baik yang jelas atau yang samar, seperti meditasi, ‘pengisian’, pembacaan mantra dan lain-lainnya yang sejenis dengan tujuan menambahkan kekuatan gaib ke dalam ilmu beladirinya.
  2. Ada juga kedigdayaan yang didapat tidak dengan melalui pembelajaran ilmu beladiri, tetapi hanya dengan ‘pengisian’ semata. Pada jalur ‘pengisian’ ini seseorang bisa mendapatkan kedigdayaan yang biasanya diterapkan tanpa kesadaran pemiliknya. Yang dimaksud dengan ‘pengisian’ di sini adalah “tersambungnya” kekuatan fisik sang pemilik dengan kekuatan dan kesanggupan pihak gaib (setan jin) sehingga mampu melakukan hal-hal yang biasanya tidak sanggup dilakukan olehnya, seperti menerapkan jurus-jurus beladiri tertentu (tanpa mempelajarinya), tenaga dalam, berjalan di atas air, berjalan di atas api, memakan api, menikam bagian tubuh dengan benda tajam, berlari di dinding dan atap dan lain-lainnya. Bentuk ketersambungan di atas bisa dengan masuknya setan dari bangsa jin ke tubuh seseorang atau cara gaib lainnya yang tidak kita ketahui.
  3. Semua bentuk kedigdayaan didapat melalui amal-amal kesyirikan yaitu mempersembahkan bentuk peribadatan kepada setan baik dengan cara meditasi (Yoga), persembahan kurban atau sesajen, ritual-ritual tak dikenal dan lain-lain. Terkadang amal-amal kesyirikan itu sangat samar dan terlihat ringan seperti hanya menundukkan kepala kepada simbol-simbol tertentu, memecahkan telur di tempat tertentu, mandi atau minum air yang dimantrakan dengan mantra setan, membayarkan “mahar” kepada mediator (dukun), membacakan atau dibacakan atasnya mantra tertentu secara sukarela. Tidak ada satupun ilmu kedigdayaan yang bisa didapat tanpa melakukan amal kesyirikan yaitu ritual atau persembahan sesuatu untuk setan. Kedigdayaan secara tradisional juga dinamakan kesaktian. Adapun ilmu bela diri murni tidak termasuk kesyirikan. Akan tetapi banyak sekali penipuan dengan penyangkalan akan adanya kemistikan padahal ada kemistikan yang dimasukkan secara samar.
  4. Karomah adalah kemampuan luar biasa yang Alloh anugerahkan kepada orang-orang yang beriman dan beramal sholih. Sedangkan kedigdayaan merupakan kemampuan luar biasa yang berasal dari sihir.
  5. Sisi perbedaan kedigjayaan dan karomah:
  • Karomah dari Alloh sedangkan sihir dari setan. Laits bin Sa’ad, seorang tabi’in, mengatakan: “Jika kalian menyaksiakan seseorang bisa berjalan di atas air, jangan terperdaya dengannya sehingga kalian mencocokkannya dengan al-Qur’an dan as-Sunnah.” Imam asy-Syafi’i berkata: “Jika kalian melihat seseorang berjalan di atas air dan terbang di udara, tapi dia menyelisihi sunnah, maka ketahuilah kesaktian itu berasal dari setan.”
  • Karomah tidak terjadi pada diri orang fasik. Sementara sihir, tak akan terjadi kecuali dari orang fasik. Ibnu Khaldun mengatakan, “Tukang sihir tak akan terjadi padanya kebaikan dan tidak dipergunakan dalam bidang-bidang kebaikan, sementara pemilik karomah, tak terjadi daripadanya keburukan dan tidak dipergunakan dalam lahan-lahan keburukan. Seolah-olah keduanya dalam dua kutub yang berlawanan dalam keaslian fitrahnya.”
  • Bahwasanya karomah tidak mungkin bisa dibinasakan, sementara sihir bisa dibinasakan. Bisa jadi sihir itu dibinasakan oleh tukang sihir sekelasnya atau yang lebih senior darinya, ini terjadi dengan peperangan atau perkelahian antara tukang-tukang sihir mereka dan setan-setan mereka. Atau bisa juga dibinasakan oleh orang-orang yang bertakwa dan beriman dengan keyakinan yang telah Alloh berikan kepada mereka, dan dengan bacaan-bacaan Al-Qur’anul Karim, do’a-do’a dan dzikir-dzikir oleh mereka.
  • Karomah tidak dapat dipelajari sedangkan sihir bisa dipelajari. Alloh Ta’ala berfirman, “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Nabi Sulaiman (mereka mengatakan bahwa Nabi Sulaiman melakukan sihir). Sedangkan Sulaiman bersih dari kekafiran, tetapi setan-setan itulah yang kafir (melakukan sihir) dan mengingkari, yang mengajarkan sihir kepada orang banyak.” (QS. al-Baqarah [2]:102)
  • Karomah tidak dapat ditransfer sedangkan sihir dapat ditransfer. Karomah termasuk sesuatu yang tidak bisa dipindahkan ke orang lain, baik secara kontak langsung atau tidak langsung, jarak dekat atau jarak jauh, karena karomah itu milik Alloh yang hanya diberikan pada hamba-hamba-Nya yang shalih. Tetapi sebaliknya, ilmu sihir bisa ditransfer ke orang lain, baik dengan jarak dekat ataupun jauh.
  • Karomah tidak dapat diwariskan sedangkan sihir bisa diwariskan. Karena karomah itu bukan harta ataupun benda yang bisa dimiliki, ia merupakan pemberian Alloh seketika itu juga. Maka ia tidak dapat diwariskan kepada siapapun, dan karena tidak ada ritual khusus atau cara khusus untuk mendapatkannya. Maka karomah tidak dapat ditelusuri untuk menemukannya kembali. Juga tidak dapat ditapaktilasi untuk mewarisinya jika seseorang itu meninggal. Hal ini berbeda dengan sihir atau ilmu-ilmu kanuragan yang pada hakekatnya merupakan tipu daya setan.
  • Karomah tidak dapat didemonstrasikan sedangkan sihir dapat didemonstrasikan.

Kita tidak pernah mendengar riwayat atau membaca sirah kehidupan Rosululloh bahwa Rosululloh dangan para sahabatnya mempersiapkan diri, latihan jurus tenaga dalam atau berkemas-kemas untuk pertunjukan kesaktian atau kehebatan ilmu kedigdayaan. Entah itu untuk penggalangan dana atau hiburan ataupun menjadikannya sebagai sarana dakwah. Sebagaimana dalih yang dikemukakan para pendekar “karomah” dan akrobatik-akrobatik sihir.

  • Karomah tidak dapat diprediksi kedatangannya sedangkan sihir dapat diprediksi.

Karomah hanya diberikan kepada hamba-hamba Alloh yang beriman dan bertaqwa. Namun realitasnya tidak semua orang mukmin yang bertaqwa mendapatkan karomah dari Alloh. Oleh karena itu kita tidak bisa mengatakan jika seseorang beriman dan memperbanyak ibadahnya kepada Alloh, itu sebagai tanda bahwa orang tersebut akan mendapatkan karomah. Berbeda halnya dengan sihir, bila seseorang melakukan ritualitas tertentu atau mantra-mantra tertentu kemudian dia akan memperoleh apa yang diinginkan, seperti kebal, pengasihan, dan lain-lain.

  • Karomah terjadi tidak berulang-ulang sedangkan sihir dapat diulang-ulang.

Kita pernah mendengar karomah-karomah yang dimiliki oleh beberapa sahabat, seperti Salman al-Farisi makan dipiring, lalu piring itu bertasbih. Usaid bin Hudhair saat keluar dari majlis Rosululloh ada cahaya yang meneranginya. Amir bin Fuhairah mati syahid jasadnya terangkat kelangit dan masih banyak lagi yang lainnya. Kalau kita perhatikan, peristiwa tersebut hanya sekali terjadi pada diri mereka dan tidak bisa dipelajari bahkan diturunkan pada sahabat lainnya. Kalaupun berulang seperti yang dialami Maryam, Ibunya Nabi Isa itu terjadi beberapa hari saja sebelum mempunyai anak,  setelah itu tidak kita dengar dia selalu mendapatkan jatah makanan itu lagi. Lainnya dengan sihir, si tukang sihir terus bisa mengulangi atraksi-atraksi sihirnya, selama “upeti” yang disetorkan kepada jin pelayanannya jalan terus contohnya adalah dengan memberikan sesaji, perbuatan yang selalu menjurus pada kesyirikan dan dosa besar lainnya ataupun tidak disadari oleh dia seperti dengan tetap membaca amalan-amalan tidak dicontohkan, dengan latihan-latihan khusus (meditasi, latihan tenaga dalam dan lain sebagainya) yang sama sekali tidak diperintahkan yang kesemuanya itu pasti menjurus pada kesyirikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori
WhatsApp chat

Assalamualaikum,..

Sahabat shalih/shaliha bantu para santri untuk bisa menghafal al-Qur’an yuk, dengan bersedekah di program

Beasiswa untuk Santri Penghafal Al-Qur'an

× How can I help you?