Penyakit parah yang seringkali menjangkiti orang yang berbadan sehat dan memiliki banyak waktu luang adalah kemalasan. Rasa malas adalah sumber utama ketidakproduktifan seseorang. Jika penyakit ini menjangkiti orang yang cerdas, maka kecerdasaannya akan menumpul dan boleh jadi masa depannya bisa hancur. Apabila kemalasan merasuki para pejabat, maka urusan negara akan kacau dan berantakan. Jika kemalasan menghinggapi para guru dan pengajar, maka murid-murid yang dicetak adalah murid-murid yang tidak memiliki semangat hidup dan hilang semangat juang. Oleh karena itu, kemalasan adalah penyakit besar yang diperangi di dalam agama Islam. Tidaklah kemalasan menjangkiti suatu kaum melainkan akan memandulkan dan membinasakan potensinya.
Lantas, bagaimana agar kita bisa menumpas rasa malas yang seringkali muncul di dalam kehidupan kita? Berikut ini beberapa hal inspiratif untuk membantu menumpas dan memberantas rasa malas dalam kehidupan kita.
- Kerjakanlah tugas dengan penuh keikhlasan.
Keikhlasan adalah sumber energi terbesar dalam melawan kemalasan. Ketika seseorang tidak ikhlas ia hanya akan rajin ketika beramal dan bekerja di bawah pengawasan atasan atau bos. Berbeda dengan orang yang ikhlas, ia akan terus bekerja dengan antusias meskipun tidak diawasi. Pekerjaan yang ringan akan menjadi berat jika dilakukan tanpa keikhlasan. Oleh karena itu, berusahalah untuk selalu ikhlas dalam menjalankan segala tugas.
- Jauhkan angan-angan kosong dan menunda-nunda.
Penyebab utama dari penyakit malas adalah suka berangan-angan kosong dan menunda-nunda. Jika dua hal ini muncul, maka kemalasanlah yang akan menguasai diri seseorang. Betapa banyak kesempatan emas dalam beribadah dan berkarya hilang hanya gara-gara tertipu dengan angan-angan kosong dan suka menunda-nunda amal. Ibnul Qoyim berkata:
كم جَاءَ الثَّوَاب يسْعَى إِلَيْك فَوقف بِالْبَابِ فَرده بواب سَوف وَلَعَلَّ وَعَسَى
“Betapa banyak kesempatan meraih pahala datang dan mendekati pintu kita, namun semua itu pergi karena terusir dari pintu “nanti, mudah-mudahan, dan semoga.”
Dalam sebuah sya’ir Arab dikatakan:
وَ لاَ تَرْجِ عَمَلَ اليَوْمِ إِلَى الغَدِ لَعَلَّ غَدًا يَأْتِي وَ أَنْتَ فَقِيْدُ
Janganlah engkau menunda-nunda amalan hari ini hingga esok.
Seandainya esok itu tiba, mungkin saja engkau tidak akan mendapatinya.
- Hargai nilai waktu dan umur
Rasa malas biasanya muncul karena seseorang tidak menghargai betapa mahalnya nilai waktu dan umur. Mereka tidak menyadari bahwa waktu adalah modal bahkan hakikat kehidupan itu sendiri. Kemalasan akan menjadikan umur kita menjadi sia-sia. Padahal, semua waktu kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah swt. Orang yang tidak menghargai mahalnya nilai waktu dan umur, hidupnya akan boros dengan waktu. Seringkali ia dipermainkan setan untuk meghabiskan umurnya bertahun-tahun dalam hal kesia-siaan bahkan dalam kemaksiatan. Oleh karena itu, tumpaslah rasa malas dan hargailah nilai waktu karena waktu itu lebih berharga dari pada harta.
- Paksa diri kita saat malas
Di antara cara efektif menumpas rasa malas adalah memaksa diri saat dihinggapi rasa malas. Rasa malas yang dimanjakan dan diikuti hanya akan membuat diri kita terlena dalam kelalaian. Paksakan diri meskipun berat sebab hal itu jauh lebih baik daripada menuruti kemalasan. Paculah diri dengan kesuksesan atau keutamaan yang akan diraih tatkala kita mampu melewati kemalasan yang membadai dan memporak-porandakan semangat kita.
- Jaga kontinuitas amal.
Ikutilah suatu amal dengan amal lainnya untuk menjaga semangat beramal. Bukan berari dalam hal ini tidak ada jeda setelah beramal. Jeda yang normal adalah wajar. Maksud dari hal tersebut adalah berkesinambungan dari satu pekerjaan menuju pekerjaan lain tanpa harus menganggur lama terlebih dahulu. Fase menganggur untuk menunggu pekerjaan ini seringkali menjadikan rasa malas menghampiri seseorang lantaran semangat beramal telah mendingin. Dalam rangka istiqomah dan menumpas rasa malas, Allah swt sendiri memerintahkan agar kita terus menjaga kontinuitas amal. Allah swt berfirman:
فَإِذَا فَرَغۡتَ فَٱنصَبۡ
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (QS. Al Insyirah:7)
- Berteman dengan orang rajin dan semangat
Berteman dengan orang yang rajin dan semangat akan mempengaruhi kesemangatan kita. Paling tidak awalnya kita malu saat melihat orang lain rajin sedangkan kita bermalas-malasan. Dari titik itulah biasanya perlahan seseorang berusaha meninggalkan kemalasan diri. Jika Anda ingin serius menumpas rasa malas, maka bergaulah dengan orang rajin dan semangat.
- Banyak berdoa.
Di antara senjata paling mujarab dalam menumpas kemalasan adalah memperbanyak doa kepada Allah swt agar dihindarkan dari rasa malas. Nabi saw telah mengajari umatnya banyak doa untuk dijauhkan dari rasa malas. Di antara doa tersebut adalah:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
“ Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).” (HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706)
Motivasilah diri sendiri
Setiap orang butuh motivator untuk mendongkrak semangat hidupnya. Di antara sebab dahsyatnya semangat amal para sahabat- setelah karunia Allah swt- adalah motivasi yang terus diberikan nabi dan para sahabat. Nabi saw tidak pernah menjanjikan dunia karena dunia terlalu remeh untuk dibandingkan dengan surga di akhirat. Beliau juga saw selalu menjanjikan di balik kelelahan amal para sahabat kebahagiaan yang tak pernah berakhir. Oleh karena itu, motivasilah diri sendiri dengan selalu mengharap ridha Allah. Jangan pernah berharap bisa menumpas rasa malas selagi diri kita sendiri masih bergelimang dengan kemalasan. Segera bangkit dan tumpaslah rasa malas. Jangan ditunda lagi sebab esok hari belum tentu kita dapati…Wallahu a’lam.