MENAMPAKKAN WAJAH CERIA DAN BERSERI

Bagikan :

Menampakkan Wajah Ceria

Basyasyah (Keceriaan)

Menampakkan Wajah Ceria – Secara terminologi, basyasyah (keceriaan) berarti kegembiraan yang tampak di wajah seseorang yang menunjukkan luapan perasaan hatinya yang senang dan gembira karena bertemu dengan orang lain. Adapun secara istilah, thalaqatul-wajhi (seri) berarti berwajah berseri karena merasa bahagia dan senang saat bertemu dengan orang lain dengan tidak menampakkan wajah cemberut dan muram.

Islam mengajarkan kepada umatnya agar bermuka manis di hadapan orang lain. Alloh Ta’ala berfirman, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Lukman: 18)

Ibnu Katsir menjelaskan mengenai ayat tersebut, “Janganlah palingkan wajahmu dari orang lain ketika engkau berbicara dengannya atau diajak bicara. Muliakanlah lawan bicaramu dan jangan bersifat sombong. Bersikap lemah lembutlah dan berwajah cerialah di hadapan orang lain” (Tafsir Al-Qur’an Al ‘Azhim, 11: 56)

Akhlak Mulia

Menampakkan Wajah Ceria – Wajah berseri dan tersenyum termasuk bagian dari akhlak mulia. Ibnul Mubarok berkata bahwa makna ‘husnul khulq’ (akhlak mulia),

طَلاَقَةُ الوَجْهِ ، وَبَذْلُ المَعْرُوْفِ ، وَكَفُّ الأذَى

“Wajah berseri, berbuat kebaikan (secara umum) dan menghilangkan gangguan”.

Sedangkan orang yang berakhlak mulia disebutkan dalam hadits dari Jabir, Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَىَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّى مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلاَقًا

“Orang yang paling dicintai di antara kalian dan yang paling dekat duduk denganku di hari kiamat adalah yang paling bagus akhlaknya.” (HR. Tirmidzi dengan sanad shahih)

Berpahala Sedekah

Menampakkan wajah ceria dan berseri-seri ketika bertemu dengan seorang muslim akan mendapatkan ganjaran pahala seperti pahala bersedekah.

Dari Abu Dzar radhiyallohu ‘anhu, dia berkata, Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu sesama muslim adalah bernilai sedekah bagimu.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hiban dengan sanad shohih)

Menampakkan wajah manis di hadapan seorang muslim akan meyebabkan hatinya merasa senang dan bahagia, dan melakukan perbuatan yang menyebabkan bahagianya hati seorang muslim adalah suatu kebaikan dan keutamaan. Inilah akhlak Nabi Muhamad Sholallohu’ ‘alaihi Wassalam.

Jarir bin Abdullah al-Bajali radhiyollohu ‘anhu, dia berkata, “Rosululloh Sholallohu’ ‘alaihi Wassalam tidak pernah melarangku untuk menemui beliau sejak aku masuk Islam, dan beliau Sholallohu’ ‘alaihi Wassalam tidak pernah memandangku kecuali dalam keadaan tersenyum di hadapanku.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Modal Berdakwah

Wajah ceria dan berseri akan mudah menarik hati orang lain ketika diajak pada Islam dan kepada kebaikan. Senyum manis adalah di antara modal ketika berdakwah. Dari Abu Hurairah, Nabi Sholallohu’ ‘alaihi Wassalam bersabda,

إنَّكُمْ لَا تَسَعُونَ النَّاسَ بِأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ لِيَسَعْهُمْ مِنْكُمْ بَسْطُ الْوَجْهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ

“Sesungguhnya kalian tidak bisa menarik hati manusia dengan harta kalian. Akan tetapi kalian bisa menarik hati mereka dengan wajah berseri dan akhlak yang mulia.” (HR. Hakim dalam mustadroknya. Al Hakim mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dari Jarir, ia berkata,

مَا حَجَبَنِى النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – مُنْذُ أَسْلَمْتُ ، وَلاَ رَآنِى إِلاَّ تَبَسَّمَ فِى وَجْهِى

“Nabi Sholallohu’ ‘alaihi Wassalam tidak menghalangiku sejak aku memberi salam dan beliau selalu menampakkan senyum padaku.” (HR. Bukhori dan Muslim).

Nabi Muhammad Sholallohu’ ‘alaihi Wassalam tetap tersenyum dalam keadaan yang sangat sulit sekalipun. Beliau tersenyum dan tertawa di medan perang bersama para sahabat agar mereka melupakan Iuka yang mereka derita akibat peperangan.

Abdulloh bin Amar berkata, “Ketika Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam berada di Thaif, beliau bersabda, ‘Insya Alloh besok kita akan pulang.’ Para sahabat berkata, ‘Kami tidak akan kembali sampai kami berhasil menaklukkannya.’ Beliau bersabda, ‘(Jika demikian) bersiap-siaplah besok pagi untuk berperang. Kemudian para sahabat bertempur melawan penduduk Thaif dengan gigih. Mereka menderita banyak Iuka. Rosululloh Sholallohu ‘alai Wassalam bersabda, ‘Insya Alloh besok kita akan pulang.’ Para sahabat terdiam. Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam pun tertawa.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Nabi Sholallohu’ ‘alaihi Wassalam sangat bergembira ketika wahyu datang dari Alloh Ta’ala dan membawa berita baik bagi umat beliau. Para sahabat pun melihat kebahagiaan terpancar dari wajah beliau.

Abu Thalhah berkata, “Pada suatu hari, Nabi Sholallohu’ ‘alaihi Wassalam datang dengan wajah bersinar senang. Kemudian seorang sahabat berkata, ‘Wahai Rosululloh, belum pernah kami melihat wajahmu secerah dan seindah ini.’ Nabi Sholallohu ‘alaihi Wassalam bersabda, ‘Ya, aku memang sedang berbahagia karena baru saja Jibril ‘alaihissalam datang kepadaku dengan membawa kabar gembira dari Tuhannya. la berkata, ‘Sesungguhnya Alloh Ta’ala berfirman kepadamu, ‘Tidakkah engkau senang jika seseorang di antara umatmu bershalawat untukmu sekali saja maka Aku bershalawat untuknya sebanyak sepuluh kali. Jika ia mengucapkan salam kepadamu sekali saja maka Aku mengucapkan salam kepadanya sebanyak sepuluh kali?’ Aku menjawab, ‘Ya, (aku sangat senang).” (HR. Ahmad; hadits sahih)

Nabi Muhammad Sholallohu ‘alaihi Wassalam senantiasa menebarkan senyuman kepada seluruh alam hingga detik-detik terakhir hidup beliau. Melihat para sahabat telah berkumpul untuk shalat berjamaah yang akan diimami oleh Abu Bakar, Rosululloh Sholallohu ‘alai Wassalam bergembira dan tersenyum. Beliau wafat pada hari itu.

Anas Rodiyallohu’anhu meriwayatkan, “Abu Bakar rodiyallohu’anhu menjadi imam shalat berjamaah ketika Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam sakit. Pada hari Senin, ketika kami berbaris untuk shalat berjamaah, Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam menyingkap tirai kamar beliau dan melihat kami sambil berdiri. Wajah beliau terlihat seperti sehelai mushaf. Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam kemudian tersenyum dan tertawa. Kami kaget dan merasa gembira melihat Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam keluar dari kamar beliau (seakan beliau telah pulih dari sakit). Abu Bakar mundur ke belakang dan ikut berbaris bersama para makmum. la mengira Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam akan shalat bersama mereka. Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam kemudian memberikan isyarat dengan tangannya agar kami meneruskan shalat. Beliau kemudian kembali masuk ke dalam kamar dan menurunkan tirai. Pada hari itulah Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam wafat.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Faedah Berwajah Ceria

Faedah berkata yang baik dan tersenyum penuh kasih sayang hanya diketahui Alloh Ta’ala. Seseorang yang murah senyum dan senantiasa berkata yang baik akan benar-benar dicintai dan disayangi oleh orang banyak.

Di antara faedah-faedah berwajah ceria adalah sebagai berikut; menyuburkan rasa cinta di antara kaum muslimin, menimbulkan ketenteraman di antara kaum muslimin pada saat bertemu, membantu untuk saling memberikan nasihat kepada saudara seiman, di dalamnya terdapat keridhaan dari Alloh Ta’ala, meneladani akhlak Sholallohu ‘alaihi Wassalam.

Menampakkan Wajah Ceria

www.hudacendekia.or.id

Kategori
WhatsApp chat

Assalamualaikum,..

Sahabat shalih/shaliha bantu para santri untuk bisa menghafal al-Qur’an yuk, dengan bersedekah di program

Beasiswa untuk Santri Penghafal Al-Qur'an