Penulis: Huda Cendekia

  • Manfaat Sedekah bagi Pemberi, Penerima dan Kehidupan Sosial

    Manfaat Sedekah bagi Pemberi, Penerima dan Kehidupan Sosial

    Di dalam sedekah mengandung banyak keutamaan bagi para pelakunya baik di dunia maupun diakhirat. Manfaat Sedekah dapat dirasakan bukan hanya oleh orang yang menerimanya, justru penerima manafaat terbesar dalam transaksi sedekah adalah sang pemberi sedekah itu sendiri. Jika Kita telah diberikan kekuatan harta dan mampu untuk bersedekah, maka ketahuilah bahwa kita telah mendapatkan karunia yang besar dikarenakan mungkin saja Alloh Subhanahuwata’ala menghendaki kebaikan padanya. Diantara manfaat sedekah Dalam kehidupan yang harus Anda Ketahui diantaranya, sedekah merupakan ibadah yang akan Alloh berikan ganjaran yang besar di akhirat tanpa batas dan masih banyak ketutamaan sedekah lainnya yang akan di bahas pada artikel ini.

    Bagi seorang Muslim yang Alloh karuniakan Hidayah kepadanya, ia akan selalu berisikap dermawan baik dengan sedekah yang sedikit ataupun banyak walaupun sebenarnya ia sedndiri seorang yang tidak berkecukupan. Ia akan selalu berusaha berbagi meskipun sebenarnya kadar yang ia berikan mungkin kecil.

    Akan tetapi Islam, telah mengubah hati para dermawan sehingga memiliki jiwa kasih sayang dengan orang-orang yang lebih fakir darinya. Karena ia menyadari bahwa jika dirinya hari ini fakir, maka mungkin saja ada yang lebih fakir darinya. Lantas bagaimana jika Alloh karuniakan kecukupan harta pada seorang muslim kemudian ia adalah orang yang dermawan, maka manfaat yang dapat diperoleh tentu akan jauh lebih besar.

    Syariat Sedekah Dalam Islam

    Dalam Al-Qur’an, perintah sedekah terdapat dalam beberapa ayat dan disebutkan berbagai manfaat berupa kebaikan di dunia dan di akhirat. Selain itu, Rasululloh sholallohu’alaihi wa sallam sebagai suri tauladan bagi ummat nya merupakan seorang dermawan yang bersedekah tanpa takut fakir. Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam pun banyak memotovasi para sahabat dan kaum muslimin secara umum untuk bersedekah di jalan Alloh baik sedikit maupun banyak walaupun dengan sebiji kurma. Hal ini diarenakan Manfaat Sedekah akan di rasakan oleh pemberi sedekah dan penerimanya, ia juga bermanfaat di dunia dan di akhirat.

    Banyak juga tauladan dari para sahabat dalam bersedekah, seperti kisah yang mashur dari sahabat Abu Bakar Ashidiq yang menyedekahkan seluruh hartanya, Umar Ibn Khotob yang menyedekahkan sebagian hartnya, Abdurahman bin auf yang merupakan shhodagar di kala itu sering kali bersedekah dengar harta yang tidak sedikit. Juga sahabat-sahabat lain bahkan ada yang menyedekahkan seluruh kebun kurmanya dan juga para Ulama salaf yang harusnya menjadi tauladan kita semua dalam bersedekah.

    Manfaat Sedekah Bagi Pemberi

    Berikut ini manfaat sedekah dalam Kehidupan bagi seorang muslim, Semoga dapat memotivasi kita semua untuk memberikan sedekah terbaik untuk bekal kita menghadap Alloh Subhanahuwata’ala.

    1 Menyembuhkan Penyakit

    Banyaks sekali para ulama yang membuat buku bertemakan Manfaat Sedekah untuk menyembuhkan penyakit, entah berapa kisah telah dicantumkan dalam buku-buku, dan kembali diceritakan yang memperkuat khabar dari Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam bahwa salah satu manfaat sedekah bagi sang pemberi adalah Menyembutkan penyakit yang ia diderita atau keluarganya.

    “Obatilah orang-orang sakit kalian dengan (mengelaurkan) sedekah, dan bentengilah harta-harta kalian dengan (mengeluarkan zakat, dan siapkan untuk (menangkal) bala’ dengan berdoa.” (HR. Baihaqi).

    Dalam sebuah buku berdudul “Dahsyatnya terapi dengan sedekah” banyak diceritakan kisah tentang orang-orang yang disembuhkan oleh Alloh Subhanahuwata’ala dengan ikhtiar sedekahnya. Ada yang Ibunya disembuhkan dengan perantara sedekah yang ia berikan, ada juga yang sakit nya bertahun-tahun tidak sembuh akhirnya bisa sembuh dengan menyedekahkan air untuk kaum muslimin dan masih banyak lagi.

    2 Mensucikan dan Membersihkan Diri

    Manusia adalah tempatnya salah dan Dosa, siapa diantara kita yang tidak pernah berbuat Dosa dan kesalahan?

    Semua anak adam pastinya pernah melakukan dosa baik kecil maupun besar, baik di sengaja ataupun tidak disengaja. Manusia sering kali lupa sehingga terkadang terjerumus ke dalam dosa dan maksiat tidak terkecuali kita. Di Sisi lain, Alloh subhanahuwata’ala membuka berbagai macam jalan untuk menghapuskan dosa yang kita lakukan salah satunya dengan cara bersedekah. Bersedekah bisa menjadi salah satu jalan untuk membersihkan dosa-dosa yang kita lakukan sebagaimana disampaikan dalam Sebuah hadits:

    Rasululloh SAW bersabda : “Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api“. (H.R TIrmidzi di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi) 614).

    3 Sedekah Menaungi Pelakunya Dihari Kiamat

    Di antara keterangan Rasulullah ialah hadits yang menyatakan bahwa naungan orang beriman di hari Kiamat sangat terkait dengan kebiasaannya mengeluarkan sedekah sewaktu hidupnya di dunia. Ketika di padang Mahsyar setiap orang menunggu giliran dirinya diadili serta timbangan kebaikan dan keburukannya diperhitungkan, maka semua orang bakal merasakan panasnya matahari di atas kepala masing-masing. Namun orang-orang yang bersedekah bakal memperoleh naungan dari matahari karena sedekahnya itu hingga hukuman alias vonis ditetapkan di antara manusia.

    “Setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya (pada hari Kiamat) hingga diputuskan di antara manusia atau ia berkata: “Ditetapkan hukuman di antara manusia.” Yazid berkata: ”Abul Khair tidak pernah melewati satu haripun melainkan ia bersedekah padanya dengan sesuatu, walaupun hanya sepotong kueh atau bawang merah atau seperti ini.” (HR Al-Baihaqi – Al-Hakim – Ibnu Khuzaimah)

    4 Membuat Rizki semakin Bertambah

    Sedekah tidaklah mengurangi harta, akan tetapi sebaliknya sedekah yang dikelurkan oleh seorang muslim akan membuat hartanya semakin bertambah. Yang lebih penting lagi, sedekah akan menambah keberkahan pada harta seseorang.

    مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

    Sedekah tidaklah mengurangi harta.

    Makna hadits di atas sebagaimana dijelaskan oleh Yahya bin Syarf An Nawawi rahimahullah ada dua penafsiran:

    1. Harta tersebut akan diberkahi dan akan dihilangkan berbagai dampak bahaya padanya. Kekurangan harta tersebut akan ditutup dengan keberkahannya. Ini bisa dirasakan secara inderawi dan kebiasaan.
    2. Walaupun secara bentuk harta tersebut berkurang, namun kekurangan tadi akan ditutup dengan pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan kelipatan yang amat banyak

    Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah menerangkan hadits di atas dengan mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah mengucapkan sesuatu berdasarkan hawa nafsunya semata. Beliau bersabda, “Sedekah tidaklah mungkin mengurangi harta”. Kalau dilihat dari sisi jumlah, harta tersebut mungkin saja berkurang. Namun kalau kita lihat dari hakekat dan keberkahannya justru malah bertambah. Boleh jadi kita bersedekah dengan 10 riyal, lalu Allah beri ganti dengan 100 riyal. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

    وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

    Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39). Allah akan mengganti bagi kalian sedekah tersebut segera di dunia. Allah pun akan memberikan balasan dan ganjaran di akhirat. Allah Ta’ala berfirman,

    مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

    Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261)”. -Demikian penjelasan sangat menarik dari Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah[11].

    Sumber : https://rumaysho.com/828-sedekah-tidaklah-mengurangi-harta.html

    5 Memperkuat Keimanan

    6 Terhindar dari Sifat Kikir

    Sifat Bakhil atau Kikir merupakan salah satu penyakit manusia yang berbahaya. Di haki kiamat kelak, harta yang dibakhilkan oleh seseorang untuk tidak di tunaikan hak nya maka ia akan dikalungkan di lehernya.

    Firman Allah Ta’ala berfirman yang artinya:

    Jika Dia meminta harta kepadamu lalu mendesak kamu (supaya memberikan semuanya) niscaya kamu akan kikir dan Dia akan menampakkan kedengkianmu. Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada Jalan Allah. Maka diantara kamu ada orang yang kikir dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap diri nya sendiri. Dan Allahlah yang Maha kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan(Nya); dan jika kamu berpaling , niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain dan mereka tidak akan seperti kamu (ini). (Muhammad ; 37-38)

    Artinya barang siapa yang bakhil, tidak mau mengeluarkan infak di jalan Allah, maka sesungguhnya mudharat yang diakibatkan karena ia bakhil akan kembali kepada dirinya sendiri. Karena ia sendiri yang menghalangi pahala dan balasan dari Allah. Allah tidak membutuhkan infak yang kita keluarkan. Bahkan kitalah yang butuh terhadap harta tersebut. Jika berpaling dari taat kepada Allah dan tidak mengikuti perintah-perintahNya maka Ia akan menggantikan posisi kalian dengan kaum yang lain yang lebih taat kepada Allah daripada kalian. [EM]

    7 Pahala yang besar dari Alloh

    Allah Ta’ala berfirman:
    “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)

    8 Terhindar dari Api Neraka

    Imam Muslim meriwayatkan dari hadits Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda;

    إِنَّ أَدْنَى أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَنْتَعِلُ بِنَعْلَيْنِ مِنْ نَارٍ يَغْلِى دِمَاغُهُ مِنْ حَرَارَةِ نَعْلَيْهِ

    Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksanya, ia memakai dua sandal dari neraka, seketika itu mendidih oraknya disebabkan panasnya dua sandalnya itu.

    Dalam redaksi Muslim,

    مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَتِرَ مِنَ النَّارِ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَلْيَفْعَلْ

    Siapa di antara kalian yang mampu membentengi diri dari neraka walau dengan separoh butir kurma hendaknya ia lakukan.

    Dalam riwayat Ahmad dari hadits Ibnu Mas’ud dengan sanad shahih, “Hendaknya salah seorang kalian menjaga wajahnya dari neraka walau dengan separoh butir kurma.” Dan dari hadits Aisyah dengan sanad hasan, “Wahai ‘Aisyah, hindarkan dirimu dari neraka walau dengan separoh butir kurma.” (HR. Ahmad) [VI]

    Manfaat Sedekah bagi Pemberi, Penerima dan Kehidupan Sosial
    Peneirma Sedekah Melalui Huda Cendekia

    Manfaat Sedekah bari Penerimanya

    9 Membantu meringankan Biaya Hidup
    10 Mengurangi tindakan kejahan
    11 Menjaga Keimanan dan melunakan Hati

    Manfaat Sedekah di masyarkat

    12 Menumbuhkan budaya Tolong-menolong
    13 Mengurangi tindakan kriminalitas
    14 Mengurangi Kesenjangan Sosial

    Sumber:

    • Buku dahsyatnya Terapi Sedekah (Hasan Hammam)
    • Buku Beginilah Rasululloh Mengajari Kami (Syaikh Khumais As-Sa’id)
    • http://www.ummi-online.com/inilah-7-manfaat-sedekah-yang-amat-luar-biasa-untuk-diri-kita.html
    • https://manfaat.co.id/manfaat-sedekah
    • https://www.mizanamanah.or.id/id/sedekah-menyucikan-dan-menentramkan
    • https://www.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/sedekah-menaungi-pemiliknya-di-hari-kiamat.htm
    • https://rumaysho.com/828-sedekah-tidaklah-mengurangi-harta.html
    • http://sulsel.dompetdhuafa.org/janji-dan-balasan-untuk-ahli-sedekah/
  • Pembahasan Fiqih Zakat Perdagangan dan Perhitungan Kasusnya

    Pembahasan Fiqih Zakat Perdagangan dan Perhitungan Kasusnya

    Diantara harta yang harus dizakati adalah harta perdagangan, maka dalam tulisan ini kami akan paparkan beberapa hukum seputar zakat perdagangan.

    Definisi Zakat Perdagangan

    Barang dagangan – yang dimaksudkan dalam pembahasan Definisi Zakat Perdagangan ini – atau ‘urudhut tijarah adalah sesuatu yang disiapkan oleh seorang muslim untuk diperdagangkan dari jenis apapun selain emas dan perak untuk mencari keuntungan

    Syarat Zakat Perdagangan

    1. Proses kepemilikan harus dengan jalan perbuatannya sendiri dengan cara yang mubah misalnya jual beli, sewa menyewa, atau menerima hadiah. Warisan tidak masuk kategori karena prosesnya tanpa usahanya.
    2. Barang tersebut bukan termasuk harta yang pada asalnya wajib dizakati, seperti hewan ternak, emas dan perak.
    3. Nilainya mencapai nishab
    4. Barang tersebut sejak awal dibeli memang diniatkan untuk diperdagangkan.
    5. Mencapai haul (melalui masa tahun hijriah) sejak mencapai nishab.

    Nishab dan Perhitungan Zakatnya

    Harta perdagangan diperkirakan nilainya dengan menggunakan standar emas atau perak sesuai kemaslahatan fakir miskin penduduk setempat, jika tempat tinggalnya lebih dominan orang fakir miskin maka ulama menyarankan menggunakan standar perak.

    Bila nilai harta perdagangan sudah mencapai nishab (yaitu dengan nishab emas 85 gram atau perak 595 gram) maka wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5% atau 1/40.

    Perhitungannya adalah:

    Zakat = (Nilai Barang + Uang yang Ada + Piutang yang Diharapkan Dibayar) utang jatuh tempo

    Keterangan:

    • Zakat: perhitungan zakat barang dagangan
    • Nilai barang dagangan: nilai barang dagangan (dengan harga saat jatuh tempo bukan harga saat beli)
    • Uang yang ada: uang dagangan yang ada
    • Piutang yang diharapkan: piutang atau harta kita di orang lain dan diharapkan pelunasannya
    • Utang jatuh tempo: utang yang harus dibayar ditahun ia mengeluarkan zakat bukan seluruh utang pedagang

    Contoh Kasus dan Perhitungannya:

    Kasus Pertama

    Seorang pedagang menilai barang dagangan di akhir haul dengan jumlah total Rp. 100.000.000, dan uang tunai (laba bersih) sebesar Rp. 25.000.000. Sementara ia memiliki hutang sebesar 50.000.000 dan juga memiliki piutang (harta di orang lain) sebesar 10.000.000

    • Maka modal (barang dagangan dengan nilai saat haul) dikurangi hutang: Rp. 100.000.000 – Rp. 50.000.000 = Rp. 50.000.000
    • Jumlah harta zakat : Modal barang setelah dipotong hutang Rp. 50.000.000 + piutang Rp. 10.000.000 + uang yang ada Rp. 25.000.0000 = Rp. 85.000.000

    Zakat yang harus dikeluarkan adalah Rp. 85.000.000 × 25%= Rp. 2. 125.000

    Kasus Kedua

    Pak Muhammad mulai membuka toko dengan modal Rp. 100.000.000 pada bulan Muharram 1432 H. Pada bulan Muharram 1433 H perincian zakat barang dagangan pak Muhammad adalah sebagai berikut:

    Diketahui:

    • Nilai barang dagangan=40.000.000
    • Uang yang ada=10.000.000
    • Piutang=10.000.000
    • Utang= 20.000.000 (yang jatuh tempo tahun 1433)

    Maka Perhitungan zakatnya adalah sebagai berikut:

    Zakat = (Rp. 40.000.000 + Rp. 10.000.000 + Rp. 10.000.000) – utang Rp. 20.000.000 × 2,5%

    Zakat yang harus dikelurkan yaitu 40.000.000×2,5%= Rp. 1.000.000

    Dikutip dari Tulisan Ust. Abul Fata Miftah Murod, Lc  pada situs pribadinya inilahfikih.com. Beliau merupakan Ustadz lulusan Lipia yang saat ini berkecimpung dalam bidang dakwah. Artikel ini  dilakukan penyempurnaan pada tataletak dan font  dari artikel aslinya.  Untuk artikel tentang Fiqih zakat Mal pada artikel yang sama, In syaa Alloh akan di muat pada artikel berkutnya.

    Referensi Asli:

    1. Shahih Fikih Sunnah karya Syaikh Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim
    2. Fikih Muyassar oleh kumpulan ulama Saudi Arabia
    3. Zakat dan cara praktis menghitungnya karya Abu Muhammad Ibnu Shalih bin Hasbullah
    4. Panduan mudah tentang zakat karya Muhammad Abduh Tausikal
  • Teguran Alloh yang Membawa Hidayah

    Teguran Alloh yang Membawa Hidayah

    Kisah ini diambil dari salah satu relawan Yayasan Huda Cendekia. Ketika masa sehat dulu, Bapak Heriadi dengan sukarela ikut membantu dalam penyebaran kencleng donasi dan mengumpulkannya. Akan tetapi setelah Alloh uji dengan berbagai penyakit beberapa tahun belakangan ini, kegiatan itu tidak bisa dilakukan lagi. Alhamdulillah pada pekan akhir di bulan januari ini, kami berkesempatan untuk mengunjungi beliau, mengetahui bagaimana keadaannya sekaligus menitipkan bantuan dari para donatur untuk meringankan beban hidup yang dialaminya.

    Hidayah memang tidak ada yang tau kecuali Alloh subhanahuwata’ala Sang Maha Pemberi Hidayah, Alloh berkehendak memberikan hidayahnya kepada siapa yang Ia kehendaki. Bapak Heriadi adalah salah satu saksi betapa Alloh sangat menyayangi hamba-Nya. Jikapun Alloh berikan hidayah itu melalui penyakit atau musibah, barangkali itulah bentuk kasih sayang Alloh agar kita menyadari kesalahan yang kita lakukan sehingga menjadi manusia yang lebih baik lagi. Walaupun kini ia berprofesi sebagai pedagang asinan di salah satu daerah di Bogor Jawa Barat, akan tetapi kehidupannya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan yang ia alami beberapa tahun silam.

    Bapak Heriadi banyak bercerita tentang masa-masa sulit yang ia alami ketika Alloh uji dengan berbagai penyakit yang menimpanya. Ketika masa sehat dulu, kehidupan Pak heriadi bisa dibilang berkecukupan. Ia Bekerja di Club-club malam, berpindah dari tempat satu ke tampat yang lain dengan profesi yang sama. Posisinya ditempat kerja yang terkahir juga cukup baik, sehingga tidak memungkinkan Bapak Heriadi untuk keluar dari situ walaupun ia sangat menginginkan untuk keluar dan mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Hal ini karena Ia cukup dipertahankan oleh pihak perusahaan. Bahkan Bapak heriadi bercerita ia masih diberikan gajih selama 8 bulan semasa sakit oleh peruhaan tersebut. Hal ini karena ia masih dibutuhkan di perusahan itu.

    Masa-masa sulit dirasakan ketika Alloh uji Bapak Heriadi dengan berbagai penyakit yang dideritanya. Mulai dari Gula,Diabate sehingga ada penyempitan pembuluh darah ke otak. Dari penyakit gula terdapat bolong di bagian kaki sebelah kanannya, bahkan dokter sempat menyarankan agar kakinya di amputasi. Akan tetapi, Bapak Heriadi bercerita ia tidak jadi diamputasi dan menjalani pengobatan di Ucare. Ujian-demi ujian hidup Bapak Heriadi jalani, ia bercerita bahwa hal ini bisa ia jalani dengan baik dan sabar semua ini, salah satunya berkat kesabaran keluarga beliau yang dengan sabar merwatnya selama ini.

    kisah pak heriadi _ teguran yang membawa hidyah _ penyakit gula

    Meskipun saat ini Bapak Heriadi bekerja dengan berdagang Asinan, ia merasakan kehidupan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan ketika ia bekerja di club malam walaupun pendapatanya jauh lebih besar. Dengan segala kekurangan saat ini, ia bersyukur atas nikmat yang Alloh berikan. Mungkin dengan jalan inilah Alloh permudah Bapak Heriadi untuk keluar dari pekerjaan sebelumya dan menuju hidayah Alloh Subhanahuwat’ala.

    Kunjungan kami ke kediaman Bapak Heriadi memberikan banyak pelajaran, betapa kita harus mensyukuri hidayah yang telah Alloh berikan saat ini. Semoga beliau dan keluarga selalu diberikan kesabaran dan tetap Istiqomah.

  • Istiqomah Dijalan Allah, Seperti ini Nasihat Rasululloh

    Istiqomah Dijalan Allah, Seperti ini Nasihat Rasululloh

    Istiqomah Dijalan Allah adalah kunci seseorang sukses beragama sampai akhir hayatnya. Jika ada seorang yang tumbuh dalam keadaan sholeh akan tetapi terjerumus kepada keburukan sehingga memasukkannya ke dalam neraka, maka ia tidak dikatakan Istiqomah. maka sangat penting bagi setiap Muslim untuk menapaki Jalan Istiqomah Dalam Beribadah hingga akhir hayat kita.

    Berikut Ulasan tentang Istiqomah Dijalan Allah yang dikutip dari Buku terjemah syarah kitab Riyadhusholihin karya Imam Annawawi yang di dalam dicantumkan Ayat al-Qur’an berkenaan dengan pembahasan ini dan Nashihat Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam kepada kita agar tetap istiqomah di jalan Alloh.:

    Istiqomah Dijalan Allah

    Dalam kitab Jami’ul Ulum wal Hikam (hlm 311 – al-Muntaqa), Imam Ibnu Rajab al-Hanbali menjelaskan: “Istiqomah adalah menempuh jalan yang lurus, yaitu agama yang lurus, tanpa menyimpang ke kanan ataupun ke kiri. Yang demikian itu mencakup ketaatan secara menyeluruh, baik lahir maupun batin, serta meninggalkan segala bentuk larangan.

    Alloh Ta’ala berfirman:

    … karena itu tetap (istiqamah)lah kamu (dalam beribadah) kepada-Nya, dan mohonlah ampunan kepada-Nya… ‘ (QS. Fushshilat : 6)

    Ayat ini menunjukkan bahwa pasti ada kelalaian (pada diri seorang hamba) dalam berbuat isitomah yang diperintahkan oleh-Nya, sehingga hal itu mengharuskan seseorang untuk memohon ampunan dengan bertaubat dan kembali beristiqomah.”

    Alloh Ta’ala berfirman:

    Maka tetap (istiqomah)lah engkau (Muhammad, di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu… ”  (QS. Hud : 112)

    Alloh Ta’ala memerintahkan Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam agar beliau tetapi teguh dan selalu berisitiqomah, sebagaimana diperintahkan dan dijelaskan oleh-Nya.

     Alloh Ta’ala Berfirman:

    Sesungguhnya orang-orang yang berkata: ‘Rabb kami adalah Alloh’ kemudian mereka meneguhkan perndirian mereka (beristiqomah), maka Malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata): ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengna (memperoleh) Surga yang telah dijanjikan kepadamu.’ Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (Surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta. Sebagai pernghormatan (bagimu) dari (Alloh) Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Fushshilat: 30-32)

    Melalui ayat di atas, Alloh Ta’ala mengabarkan kepada hamba-Nya yang sudah menghikhlaskan agama mereka bahwa yang haq adalah bertakwa hanya kepada-Nya serta berjalan di atas jalan Rasul yang Mulia , Tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan seperti jalannya musang.

    Dengan demikian, para Malaikat-Nya pasti menyampaikan kabar gembira kepada mereka supaya tidak takut ketika kematian menjemput dan supaya tidak bersedih atas apa yang mereka tinggalkan nanti berupa anak, keluarga, dan harta benda. kemudian, mereka diberitahukan tentang lenyapnya keburukan dan tercapainya kebaikan. Ditegaskan pula bahwa kami (para Malaikat Alloh) adalah penjaga kalian (kaum Muslimin) atas perintah Alloh dalam kehidupan dunia, dan kami senantiasa menemani hingga kalian masuk ke Surga. Juga dijelaskan bahwa di dalam Surga itu segala keinginan kalian akan terkabul, dan semua itu menjadi penyegar pandangan kalian, termasuk segala sesutu yang tidak pernah terbersit di dalam hati manusia.

    Penghormatan tersebut merupakan pemberian dari Rabb Yang Maha Pengampun atas dosa-dosa kalian; Dia pun telah mengampuni, menutupi aib, dan menyayangi kalian. Maka segala puji bagi-Nya semata baik di dunia maupun di akhirat.

    Alloh Ta’ala berfirman:

    Sesungguhnya orang-orang yang berkata: adalah Alloh,’ kemudian mereka tetap istiqomah, (maka) tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati. Mereka itulah para penghuni Surga, (dan mereka0 kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Ahqaf : 13-14)

    agar istiqomah dijalan allah

    Hadits Tentang Istiqomah

    Dari Abu Amr – ada yang mengatakan lain: ‘Abu Amrah Sufyan bin Abdullah Radhilallohu’anhu – ia menuturkan; Aku pernah meminta: “Wahai Rasululloh, ajarkanlah kepadaku suatu ucapan dalam agama Islam yang aku tidak menanyakan kepada seorang pun selain Engkau.” Beliau pun menjawab: “Ucapkanlah: ‘Aku beriman kepada Alloh,’ kemudian Berisiqomahlah (tetaplah berada pada jalan yang lurus).” (HR. Muslim no 38)

    Istiqomah mengandung derajat yang tinggi. Sikap ini menunjukkan kesempurnaan iman dan keagungan himmah (kemauan keras).

    Dari Abu Hurairah Radhiallohu’anhu ia bercerita; Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam pernah bersabda: “Usahakan bersikap lurus dan menetapi yang benar. Serta ketahuilah, bahwa tidak ada seorangpun di antara kaian yang selamat (dari siksa) karena amal perbuatannya.” Para Sahabat bertanya: “Termasuk engkau, wahai Rasululloh?” Beliau pun menjawab: “termasuk juga aku, hanya saja Alloh meliputi diriku dengan rahmat dan karunia-Nya.” (HR. Muslim 2816/76)

    Para ulama menerangkan: “Istiqomah berarti teguh dalam ketaatan kepada Alloh Ta’ala.” kata istiqomah termasuk bentuk jawami’ul kalim (lafazh singkat yang beramal luas).

    Baca juga: Keutamaan Orang Kaya yang Bersyukur

    Demikian pembasahan tentang Istiqomah Dijalan Allah ini, semoga Alloh karuniakan keistiqomahan ke dalam diri kita sampai akhir hayat nanti. Untuk kita yang gemar mengerjakan Sholat maka beristiqomahlah, untuk yang mengejar Surga dengan berpuasa maka beristiqomahlah sampai dipanggil dari pintu Arrayan, untuk kita yang bisa berinfak maka berisitiqomahlah dalam berinfak selagi Alloh berikan kesempatan kepada kita untuk melakukannya. Begitu pun dengan amal-amal yang lainnya. Wallohua’lam.

     

  • Keteladanan Infak Sahabat Ibnu ‘Umar

    Keteladanan Infak Sahabat Ibnu ‘Umar

    hudacendekia.or.id | Nafi’, salah seorang hamba sahaya Ibnu ‘Umar mengatakan, “Ketika Ibnu ‘Umar heran melihat keberlimpahan harta, ia lalu berusaha untuk taqarrub (mendekat) kepada Alloh.”

    Nafi’ melanjutkan kisahnya, “Para budaknya mengetahui hal ini. Terkadang, ada salah seorang di antara mereka yang menyingsingkan lengan baju dan senantiasa beribadah di masjid. Ketika Ibnu ‘Umar melihat perilaku hambanya itu, dia lalu memerdekakannya. Para sahabatnya berkata, ‘Wahai Abu ‘Abdirrahman, demi Alloh, mereka melakukan hal itu hanya ingin menipumu.’

    Keteladanan Infak Sahabat Ibnu 'Umar

    Ibnu ‘Umar menjawab, ‘Orang yang menipu ku karena Alloh, berarti dia telah menipuku menuju jalan-Nya.’”

    Abu Ayyub bin Wa’il mengatakan, “Ibnu ‘Umar mendapat harta sebanyak 1.000 (seribu) real, dia lalu membagi-bagikannya, sampai-sampai dia berhutang satu dirham untuk memberi makan hewan tunggangannya.”

    Nafi’ meriwayatkan, Ibnu ‘Umar membagi-bagikan hartanya sebanyak 30.000 (tiga puluh ribu) dalam majelisnya. Setelah itu, selama sebulan dia tidak pernah makan selain sepotong daging.

    Abu Nu’aim meriwayatkan dari Muhammad bin Qais yang menceritakan bahwa, Ibnu ‘Umar tidak pernah makan, melainkan bersama-sama dengan orang miskin, sehingga hal itu membahayakan kesehatannya.

    Baca Juga: Kisah Keteladanan Infak Abu Bakar As Shiddiq Radh.

    Abu Bakar bin Hafsh menceritakan, Ibnu ‘Umar tidak pernah mau makan makanan, meliankan bersama-sama dengan anak yatim.

    Sa’id bin Hilal menceritakan, “Suatu ketika, ‘Abdullah bin ‘Umar sangat ingin makan ikan laut, tetapi yang ada tinggal seekor saja. Istrinya lalu menyiapkan ikan yang telah dimasak itu. Ketika ikan itu diletakkan di hadapan Ibnu ‘Umar, datanglah seorang pengemis di depan pintu. Ibnu ‘Umar lalu berkata, ‘Berikanlah ikan ini kepada pengemis itu.’”

    Istrinya berkata, “Subhanalloh! Biarlah aku memberinya uang satu dirham, dan engkau makanlah ikanmu.”

    Ibnu ‘Umar berkata, “Tidak, sesungguhnya Ibnu ‘Umar tidak menyukainya.”

    Sudah menjadi kebiasaan Ibnu ‘Umar ketika dia menyukai sesuatu, dia akan meninggalkannya dan menyedekahkannya kepada orang lain karena Alloh Subhanahuwata’ala.

    Baca Juga: Manfaat Sedekah

  • Kumpulan Video Ceramah Singkat Tentang Sedekah

    Kumpulan Video Ceramah Singkat Tentang Sedekah

    Berikut beberapa ceramah singkat tentang sedekah yang disampaikan oleh beberapa Ustadz. Sebagiannya mungkin sudah Anda kenal dan yang lainnya belum. Semoga dapat bermanfaat.

     

    Pertama, Ceramah Ust. Ibrohim Bafadhol, Lc. Kisah-kisah tentang Infak & Sedekah [Durasi: 30 Menit]

    Ceramah singkat tentang sedekah pertama adalah Ceramah dari Ustadz Ibrohim dengan durasi 30 menit. Ceramah ini mengisahkan bagaimana sedekahnya para sahabat Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam. Diceritakan bagaimana para sahabat berlomba-lomba dalam berinfak di jalan Alloh ketika Rasululloh memotivasi mereka Radhiallohu’anhum untuk berifak.

     

     

    Kedua, Ust. Hawari, Lc. Dalil – Dalil disyariatkannya Infak dan Sedekah [Durasi 31 Menit]

    Ketiga, Ust. Abdul Wahid, Lc. Sedekah Membersihkan Harta [Durasi 3 Menit]

    Ceramah singkat tentang sedekah ini oleh Ust. Abdul Wahid ini yang paling singkat. Selamat menyimak.

    Semoga Alloh mudahkan kita untuk menyisihkan sebagian harta yang kita miliki kepada yang lain.
  • Baginilah Dermawannya Utsman bin ‘Affan Radhiallohu’anhu

    Baginilah Dermawannya Utsman bin ‘Affan Radhiallohu’anhu

    Utsman bin ‘Affan adalah seorang sodagar kaya yang Alloh karuniakan sifat dermawan pada hatinya. Berikut kisah bagaimana Dermawannya Ustman bin Affan Radhialllohu’anhu yang tak segan-segan berinfak di jalan Alloh Subhanahuwata’ala.

    Kisah Dermawannya Utsman bin ‘Affan Radhiallohu’anhu

    Al Hakim meriwayatkan dari ‘Abdurrahman bin Samurah, dia berkata, “Suatu ketika, ‘Utsman bin ‘Affan datang menemui Nabi dengan membawa seribu dinar tatkala Nabi sedang mempersiapkan pasukannya. ‘Utsman menyerahkan uang itu ke pangguan Nabi. Nabi pun menerima uang itu sambil berkata, “Tidak ada bahaya apa pun bagi ‘Utsman setelah aksinya hari ini.” Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam mengucapkan kalimat itu berulang kali. (HR. Hakim)

    Dalam riwayat lain, Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam berkata kepada ‘Utsman, “Semoga Alloh mengampunimu wahai ‘Utsman atas apa yang engkau rahasiakan, atas apa yang engkau tampakkan, atas apa yang engkau sembunyikan, dan atas apa yang tetap sampai Hari Kiamat datang.”

    Ibnu ‘Umar meriwayatkan, Nabi Sholallohu’alaihi wa sallam bersabda, Siapa yang mau membelikan untuk kita sumur ar-rumah lalu menyedekahkannya kepada kaum Muslimin? Semoga Alloh memberinya minum dari kehausan pada Hari Kiamat. Akhirnya, ‘Utsman membeli sumur itu dan menyedekahkannya untuk umat Islam. (HR. Ibnu ‘Adi Ibnu ‘Asakir)

    Ibnu Mas’ud bercerita, ‘Suatu ketika, kami berada bersama Nabi dalam sebuah peperangan. Keletihan menimpa para sahabat, sehingga wajah orang-orang beriman terlihat cemberut, sementara wajah orang-orang munafik terlihat ceria. Tatkala Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam melihat keadaan itu, beliau bersabda, “Demi Alloh, matahari belum akan terbenarm hingga Alloh akan mendatangkan rezeki kepada kalian.”

    Usman bin Affan Rahiallohu'anhuMenyadari keadaan itu, “Utsman kemudian membeli empat belas ekor hewan pengangkut lengkap dengan makanan yang diangkut di atasnya. Oleh Utsman, sembilan di antaranya diperuntukan bagi Nabi. Tatkala melihat hal ini Rasululloh bertanya, “Apa ini?”

    Para sahabat menjawab, “‘Utsman yang membawa semua ini.”

    Keceriaan pun terlihat di wajah Rasululloh, dan wajah orang-orang munafik terlihat cemberut. Aku (Ibnu Mas’ud) milihat Rasululloh mengangkat kedua belah tangannya sehingga ketiaknya yang putih terlihat. Beliau mendoakan untuk ‘Utsman doa yang aku belum pernah mendengar ada orang didoakan seperti itu, baik sebelum kejadian ini ataupun setelahnya. Rasululloh berdoa. Ya Alloh, berikanlah kepada ‘Utsman, Ya Alloh berbuatlah untuk ‘Utsman.” (HR. Thabrani dan Ibnu ‘Asakir).

  • Kisah Keteladanan Infak Abu Bakar As Shiddiq Radh.

    Kisah Keteladanan Infak Abu Bakar As Shiddiq Radh.

    Berikut sepenggal kisah keteladanan Infak Abu Bakar As Shiddiq Radhiallohu’anhu yang dikutip dari sebuah buku dan telah diceritakan dari masa ke masa bagaimana dermawannya Manusia terbaik setelah Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam ini.

    Keteladanan Infak Abu Bakar As Shiddiq

    ‘Umar berkata, “Suatu ketika, Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam memerintahkan para sahabnya untuk bersedekah. kebetulan pada saat itu aku memiliki harta. Aku berkata dalam hati, “Hari ini aku bisa mengungguli Abu Bakar jika aku bisa mendahuluinya.”

    Aku pun datang kepada Nabi dengan membaya separuh dari semua kekayaanku. Rasululloh bertanya kepadaku, “Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu.”

    Aku menjawab, “Aku tinggalkan untuk mereka sebanyak harta ini (setengahnya).”

    selanjutnya, Abu Bakar datang dengan membawa seluruh harta miliknya. Rasululloh lantas bertanya kepadanya, ‘Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?”

    Abu Bakar menjawab, “Aku tinggalkan untuk mereka Alloh dan Rasul-Nya.”

    ‘Umar pun berkata, “Selamanya aku tidak bisa mengunggulinya dalam hal apa pun.” (HR. Abu Dawud, Ad-Darimi, Hakim, Baihaqi, dan Tirmidzi)

    Ibnu Ishaq meriwayatkan dari ‘Asma’ yang menceritakan bahwa, saat Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam pergi bersama Abu Bakar (untuk hijrah ke Madinah-Penj), saat itu Abu Bakar membawa semua kekayaannya sejumlah lima ribu dirham. Abu Bakar berangkat bersama Rasululloh dengan membawa uang itu.

    Asma’ melanjutkan, “kakekku, Abu Quhafah – yang matanya sudah tidak bisa melihat -, kemudian mendatangi kami. Kakekku berkata, “Demi Alloh, aku mengira ayahmu telah membuat kalian kelaparan dengan membawa semua uangnya.”

    Aku berkata, “Tidak wahai kakekku. Dia (ayahku) telah meninggalkan kebaikan berupa harta yang banyak untuk kami.” Aku lalu mengambil beberapa buah batu kemudian aku letakkan di jendela rumah, tempat ayahku biasa menyimpan uang. Setelah itu, aku meletekkan beberapa potong kain. Setelah itu aku menuntun tangan kakekku untuk memegangnya,

    Aku berkata, “Wahai kakekku. Letakkanlah tanganmu di atas uang ini.” Kakekku kemudian meletekkan tangannya pada tempat itu sembari berkata, “Tidak mengapa jika dia meninggalkan ini untuk kalian, bearti dia telah berbuat baik.” Asma berkata, “Beginilah aku sampai kepada kalian. Demi Alloh, ayahku sama sekali tidak meninggalkan apapun. Akan tetapi, aku melakukan hal itu hanya ingin menenangkan orang tua itu.”

    Baca Juga: Kedermawanan Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam

    Artikel dengan dulull “Kisah Keteladanan Infak Abu Bakar As Shiddiq Radh.”Dikutip dari Buku Terjemah dengan Judul: “Dahsyatnya Terapi Sedekah”, Judul Asli: “At-Tadawi bish-Shadaqah”. Ditulis oleh Syaikh Hasan bin Ahmad bin Hasan Hammam.

     

  • Beginilah Kedermawanan Rasululloh Sholallohu’alaihi wa Sallam

    Beginilah Kedermawanan Rasululloh Sholallohu’alaihi wa Sallam

    Sedekah adalah ibadah yang Agung dalam Islam, Perintah sedekah terdapat baik dalam Al-Quran maupun hadist dan banyak dicontohkan oleh generasi terbaik ummat ini. Rasulullohu Sholallohu’alaihi wa sallam sering sekali memotivasi para sahabat nya untuk menginfakan hartanya di jalan Alloh. Tidak hanya cukup dengan memotivasi para sahabat dan pengikutnya, Bahkan Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam sendiri adalah Orang yang paling dermawan. Kedermawanan Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam sudah seharusnya menjadi contoh terbaik bagi kita untuk dapat berbagi terhadap sesama.

    Kisah Kedermawanan Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam

    Kedermawanan RasulullohIbnu ‘Abbas meriwayatkan, Nabi Sholallohu’alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan, dan lebih dermawan lagi saat beliau di bulan Ramadhan ketika bertemu dengan Jibril. Beliau senantiasa bertemu dengan Jibril setiap malam di bulan Ramadhan. Jibril mengajarkan al-Quran kepada Naabi. Maka, sungguh Rasululloh lebih dermawan dalam memberikan kebaikan daripada angin yang bertiup.

    Jabir meriwayatkan, Nabi Sholallohu’alaihi wa sallam sama sekali tidak pernah diminta sesuatu lalu menjawabnya dengan tidak (tidak pernah menolak). (HR. Bukhari – Muslim)

    Anas meriwayatkan, dalam urusan Islam Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam tidak pernah diminta sesuatu kecuali beliau memberikannya. suatu ketika ada seroang lelaki datang kepadanya, lalu beliau memberinya kambing sejumlah yang berada di dua gunung. Lelaki itu lantas pulang kepada kaumnya seraya berseru, “Wahai kaumku, masuklah kalian semua ke dalam Islam. Sesungguhnya Muhammad memberi sebagaimana pemberian orang yang tidak takut miskin.” (HR. Muslim)

    ‘Aisyah meriwayatkan, para sahabat menyembelih seekor kambing. Nabi Sholallohu’alaihi wa sallam lantas bertanya, “Apakah masih ada yang tersisa dari kambing itu?” ‘Aisyah menjawab, “Tidak ada yang tersisa selain bahunya. Rasululloh berkata, “Semuanya masih tersisa selain bahunya.” (HR. Tirmidzi) Artinya semuanya menjadi bagian kita di akhirat selain bahunya.

    Ibn Jarir meriwayatkan dari Sahal, sesuatu ketika ada seorang perempuan datang kepada Nabi Sholallohu’alaihi wa sallam dengan membawa burdah (sejenis selimut). Sahal mengatakan, pinggiran selimut itu disulam.”

    Perempuan itu berkata, “Wahai Rasululloh, aku datang menghadap engkau untuk memberikan burdah ini kepada engkau.”

    Rasululloh lalu mengambil burdah itu – Rasululloh sebenarnya membutuhkan burdah itu. Beliau lalu memakainya, tiba-tiba ada seorang sahabat beliau yang begitu melihat burdah itu lantas berkata, “Wahai Rasululloh, sungguh cantik sekali burdah ini. Apakah engkau akan menghadiahkannya kepadaku?”

    Ketika Rasululloh sudah bangkit, para sahabatnya mencela lelaki itu dengan berkata, “Apa baiknya saat engkau melihat Rasululloh mengambil burdah itu karena butuh, lalu engkau meminta burdah itu kepada beliau. Padahal engkau tahu bahwa beliau sama sekali tidak pernah menolak permintaan seseorang kepadanya.”

    Laki-laki itu menjawab, “Demi Alloh, tidak ada yang mendorongku untuk memintanya selain karena aku berhadap berkah burdah yang sudah dipakai Rasululloh. Semoga burdah itu menjadi kain kafanku kelak.”

    Ibnu Mas’ud meriwayatkan, pada suatu hari Rasululloh menemui Bilal dan di sampingnya ada wadah. Rasululloh lalu berkata, “Apa ini, wahai Bilal?”

    Bilal menjawab , “Aku mempersiapkan ini untuk tamu-tamu engkau.”

    Rasululloh kemudian berkata, “Apakah engkau tidak takut terhadap asap di neraka Jahanam? Nafkahkanlah wahai Bilal, dan jangan engkau takut miskin dari (pemberian) Pemilik ‘Arsy. (HR. Bazzar)”

    Adapun sabda Rasululloh yang berbunyi, Apakah engkau tidak takut terhadap asap di neraka Jahanam? Nafkahkanlah, wahai Bilal, dan jangan engkau takut miskin dari (pemberian) Pemilik ‘Arsy merupakan bagian dari keyakinan, percaya sepenuhnya kepada Alloh, berprasangka baik, tawakal, dan berusaha.

    ‘Abdullah bin ‘Abbas berkata, “Suatu hari, Abu Dzarr berkata kepadaku, ‘Wahai putra saudaraku! Suatu ketika, aku bersama Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam dan aku memegang tangannya. Rasululloh lalu berkata kepadaku, ‘Wahai Abu Dzarr, aku tidak ingin mempunyai emas atau perak sebesar gunung Uhud lalu aku menginfakannya di jalan Alloh, kemudian saat aku meninggal aku masih menyisakannya satu qirath.”

    Aku berkata, ‘Satu qirat?”

    Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam berkata, “Wahai Abu Dzarr, aku pergi kepada yang sedikit, sedangkan engkau pergi kepada yang banyak. Aku mengharapkan akhirat, sedangkan engkau mengharapkan satu qirath dunia.” Rasululloh menghulang-ulang kalimat itu kepadaku sebanyak tidak kali. (HR. Tabrani dan Bazzar)

    Artikel Lain: Motivasi bersikap dermawanan dalam Al-Qur’an

    Artikel dengan dulull “Beginilah Kedermawanan Rasululloh Sholallohu’alaihi wa Sallam”Dikutip dari Buku Terjemah dengan Judul: “Dahsyatnya Terapi Sedekah”, Judul Asli: “At-Tadawi bish-Shadaqah”. Ditulis oleh Syaikh Hasan bin Ahmad bin Hasan Hammam.

  • Uluran tangan untuk Mak Uha

    Uluran tangan untuk Mak Uha

    Tidak jarang seorang muslim memohon kepada Allah untuk dikaruniai umur yang panjang, bahkan mungkin termasuk kita pun pernah memomohonkan doa tersebut. Padahal usia yang panjang tidak menjamin semua akan diliputi dengan kebahagaiaan.

    Saudaraku, Ini kisah tentang Ibu Suhati (Mak Uha), Alhamdulillah beliau Allah karuniai dengan umur yang panjang. Beliau adalah salah satu saksi sejarah yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan penjajahan jepang di indonesia.

    Awalnya mak Uha tinggal di daerah bandung, selang beberapa waktu setelah merasakan manis pahit kehidupan di bandung mereka akhirnya pindah ke Bogor, mereka tinggal di gubuk kecil ditengah pesawahan, tepatnya di kampung pondok paminjahan – Bogor.

    Hidup memang tak mudah, kebahagiaan dan kesedihan akan terus berganti, usia yang panjang akan menjadi ajang perlombaan bagi manis ataukah pahit yang kan menjadi juara. Mungkin banyak kisah manis yang tersembunyi dibalik kulit keriput dan lemahnya keadaan mak Uha saat ini, mungkin dahulu pernah ada tawa, pernah ada suka dan bahagia.

    Namun manusia hanyalah manusia, keadaan Mak Uha saat ini Cukup memprihatinkan,  raut wajah tawa semuanya termakan usia, hanya hati dan raga rapuhlah yang tersisa.

    Sudah sekitar 10 tahun yang  lalu Mak Uha ditinggal suami yang dulu setia menemaninya, maka beberapa bulan ia hidup digubuk kecil ditengah sawah sebatangkara, tak ada saudara, tak ada kuasa tuk mencari kerja dengan tubuh yang renta, tak punya sandaran tuk sekedar melepas lelah karena memang Mak Uha tidak dikarunai Anak.

    Segala puji hanya milik Allah, ditengah kesendiriannya diam-diam Allah tuntun rizki menghampirinya, Allah bukakan hati orang-orang yang paling dekat dengan mak Uha. Alhamdulillah kini mak uha tinggal di gubuk milik Pak Karsa dilahan kosong yang memang tidak diisi sama sekali, pula tidak jauh dari rumah-rumah lainnya, sehingga saat ini mak uha sering mendapatkan bantuan dari para tetangganya.

    Kami yayasan huda cendekia ikut terenyuh setelah mendapat informasi mengenai kehidupan Mak Uha sekarang, tentu ada hak beliau yang belum kami sampaikan dari para muhsinin untuk mak Uha. Kami pun bergegas berkunjung ke gubuk kecil tempat Mak Uha tinggal.

    Mak Uha  sangat bahagia dengan kedatangan kami, meski tidak banyak yang bisa kami berikan, namun uluran tangan dan rasa kepedulian “kita” untuk membantu beliau menjadi kebahagiaan tersendiri.

    Semoga “Kita” tidak pernah lelah dan bosan untuk membantu dan berkorban menciptakan kebahagiaan-kebahgiaan kecil di dunia sebagai bekal kelak meraih kebahagiaan sejati di akhirat, Ammin.

    Kisah Ma Uha
    Ma Uha menuturkan Kisah nya
    Ma Uhda mengucapkan terimakasih
    Ma Uhda mengucapkan terimakasih kepada para donatur
    Senyum Ma Uha, semoga Alloh berikan kemudahan padanya
    Senyum Ma Uha, semoga Alloh berikan kemudahan padanya
WhatsApp chat