Kisah ini diambil dari salah satu relawan Yayasan Huda Cendekia. Ketika masa sehat dulu, Bapak Heriadi dengan sukarela ikut membantu dalam penyebaran kencleng donasi dan mengumpulkannya. Akan tetapi setelah Alloh uji dengan berbagai penyakit beberapa tahun belakangan ini, kegiatan itu tidak bisa dilakukan lagi. Alhamdulillah pada pekan akhir di bulan januari ini, kami berkesempatan untuk mengunjungi beliau, mengetahui bagaimana keadaannya sekaligus menitipkan bantuan dari para donatur untuk meringankan beban hidup yang dialaminya.
Hidayah memang tidak ada yang tau kecuali Alloh subhanahuwata’ala Sang Maha Pemberi Hidayah, Alloh berkehendak memberikan hidayahnya kepada siapa yang Ia kehendaki. Bapak Heriadi adalah salah satu saksi betapa Alloh sangat menyayangi hamba-Nya. Jikapun Alloh berikan hidayah itu melalui penyakit atau musibah, barangkali itulah bentuk kasih sayang Alloh agar kita menyadari kesalahan yang kita lakukan sehingga menjadi manusia yang lebih baik lagi. Walaupun kini ia berprofesi sebagai pedagang asinan di salah satu daerah di Bogor Jawa Barat, akan tetapi kehidupannya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan yang ia alami beberapa tahun silam.
Bapak Heriadi banyak bercerita tentang masa-masa sulit yang ia alami ketika Alloh uji dengan berbagai penyakit yang menimpanya. Ketika masa sehat dulu, kehidupan Pak heriadi bisa dibilang berkecukupan. Ia Bekerja di Club-club malam, berpindah dari tempat satu ke tampat yang lain dengan profesi yang sama. Posisinya ditempat kerja yang terkahir juga cukup baik, sehingga tidak memungkinkan Bapak Heriadi untuk keluar dari situ walaupun ia sangat menginginkan untuk keluar dan mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Hal ini karena Ia cukup dipertahankan oleh pihak perusahaan. Bahkan Bapak heriadi bercerita ia masih diberikan gajih selama 8 bulan semasa sakit oleh peruhaan tersebut. Hal ini karena ia masih dibutuhkan di perusahan itu.
Masa-masa sulit dirasakan ketika Alloh uji Bapak Heriadi dengan berbagai penyakit yang dideritanya. Mulai dari Gula,Diabate sehingga ada penyempitan pembuluh darah ke otak. Dari penyakit gula terdapat bolong di bagian kaki sebelah kanannya, bahkan dokter sempat menyarankan agar kakinya di amputasi. Akan tetapi, Bapak Heriadi bercerita ia tidak jadi diamputasi dan menjalani pengobatan di Ucare. Ujian-demi ujian hidup Bapak Heriadi jalani, ia bercerita bahwa hal ini bisa ia jalani dengan baik dan sabar semua ini, salah satunya berkat kesabaran keluarga beliau yang dengan sabar merwatnya selama ini.
Meskipun saat ini Bapak Heriadi bekerja dengan berdagang Asinan, ia merasakan kehidupan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan ketika ia bekerja di club malam walaupun pendapatanya jauh lebih besar. Dengan segala kekurangan saat ini, ia bersyukur atas nikmat yang Alloh berikan. Mungkin dengan jalan inilah Alloh permudah Bapak Heriadi untuk keluar dari pekerjaan sebelumya dan menuju hidayah Alloh Subhanahuwat’ala.
Kunjungan kami ke kediaman Bapak Heriadi memberikan banyak pelajaran, betapa kita harus mensyukuri hidayah yang telah Alloh berikan saat ini. Semoga beliau dan keluarga selalu diberikan kesabaran dan tetap Istiqomah.