SERI DUNIA MISTIK: RAMALAN
- Ramalan adalah prediksi mengenai peristiwa-peristiwa yang akan datang, seperti jodoh, rezeki, kematian, nasib beberapa waktu depan atau masa depan, pekerjaan yang akan didapatkan dan lain sebagainya.
- Bentuk ramalan sangat banyak dan beragam. Pada saat ini ramalan yang populer di masyarakat misalnya: garis tangan, shio, primbon, dan kartu.
- Ramalan garis tangan adalah metode yang digunakan oleh banyak peramal modern berdasarkan petunjuk garis pada telapak untuk membaca kepribadian. Misal; garis telapak tangan di bawah jari telunjuk jika panjang dan jelas menunjukkan bahwa seorang akan panjang hayatnya, dan garis telapak tangan yang membentang dari kiri ke kanan yang berada di atas jika panjang dan lurus menunjukan setia dalam masalah percintaan.
- Ramalan shio adalah ramalan yang digunakan oleh orang-orang Tionghoa menggunakan media hewan, seperti; kerbau, tikus, babi, anjing, ayam monyet, kambing, kuda, ular, naga, kelinci dan macan, hewan-hewan tersebut memiliki nomor 1-12 untuk mengetahui nasib seseorang seperti, rezeki, jodoh, karir, kesehatan, dan nasib mereka.
- Ramalan primbon adalah ramalan nasib berdasarkan acuan kitab primbon. Salah satu ramalan ini adalah ramalan keserasian jodoh menggunakan huruf depan nama calon laki-laki dan perempuan. Dalam kitab primbon dijelaskan bahwa huruf depan itu memiliki angka atau neptu. Sebagai contoh, Ha:10, Na: 2, Ca: 3, Ra: 8, Ka: 8, Da: 4, Ta: 4, Sa: 12, Wa: 6, La: 6 dan lain sebagainya. Rumusan ramalan ini adalah neptu calon laki-laki ditambah neptu calon perempuan kemudian dibagi 5. Hasilnya menunjukan ramalan tersebut.
- Jika nama pasangan pria bernama Hadi berarti neptunya Ha=10. Dan pasangan wanita bernama Tasya berarti neptu angkanya Ta=4 lalu di jumlahkan. 10+4=14:5 =2. Berarti Jatuh pada Duduk. Yang artinya punya kedudukan atau pangkat yang tinggi. Cara mengetahui bahwa 2 adalah duduk yang berarti punya kedudukan dari kitab primbon, yang menunjukkan bahwa hasil angka 1-5 memiliki makna, yaitu 1. Sri-Selamat banyak rezekinya. 2. Duduk-Punya kedudukan/Pangkat. 3. Gedhong-Kaya. 4. Lara-susah/Menderita. 5. Mati-Sengsara bahkan mendapat kematian.
- Ramalan dengan kartu remi adalah meramal nasib seseorang dengan cara mengocok kartu lalu kartu itu diambil kemudian dibaca. Tiap kartu itu memiliki nama tersendiri dan mengungkapkan nasib seseorang, jodoh, percintaan, jabatan dan lain-lain.
- Kata ramal diambil dari bahasa Arab yaitu raml yang artinya adalah suatu ilmu untuk menafsir, menilik, melihat atau memprediksi nasib seseorang, atau apa yang akan terjadi di masa depan.
- Sejarah ramalan telah ada dari jaman dulu. Misalnya raja Fir’aun telah diberi peringatan oleh peramal bahwa akan ada seorang laki-laki yang kelak menjatuhkan tahta kepemimpinannya. Lalu dengan cepat Fir’aun merespon ramalan ini dengan membunuh setiap bayi laki-laki.
- Di dalam istilah keislaman sendiri ramalan dikenal dengan tathayyur. Kata ini berasal dari thair yang artinya burung. Sejarah dari tathayyur berawal dari kebiasaan orang Arab pada jaman dahulu, jika seseorang hendak melakukan perjalanan, maka ketika melihat burung terbang menuju arah kanan berarti dia akan mendapat keuntungan. Tapi jika burung tersebut terbang ke arah kiri maka akan terjadi kesialan. Sedangkan menurut istilah, pengertian tathoyyur adalah menganggap sial atas apa yang dilihat, didengar, atau yang diketahui, tanpa adanya dalil dan bukti ilmiah.
- Para ulama menjelaskan bahwa hukum ramalan (tathoyyur) adalah dilarang dan bahkan termasuk kesyirikan yang bisa menghilangkan kesempurnaan tauhid seseorang. Sebagaimana hadis dari Abdulloh bin Mas’ud radiyallah ‘anhu, Rosululloh Sholallohu ‘alahi Wassalam bersabda,
الطِّيَرَةُ شِرْكٌ، الطِّيَرَةُ شِرْكٌ، وماَ مِنَّا إلاَّ، وَلَكِنَّ اللّهض يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ
“Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, dan setiap orang pasti (pernah terlintas dalam hatinya sesuatu dari hal ini). Hanya saja Alloh menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
- Orang yang melakukan ramalan tidak memiliki rasa tawakal kepada Alloh Ta’ala dan akhirnya bersandar kepada selain-Nya. Dia bergantung kepada perkara yang tidak ada kenyataannya. Bahkan semuanya hanya dugaan dan khayalan.
- Orang yang mempercayai ramalan berarti telah meyakini bahwa ada dzat selain Alloh yang bisa mengetahui perkara yang ghoib. Padahal aqidah Islam menyatakan bahwa Allohlah satu-satunya Dzat yang mengetahui perkara ghoib. Alloh berfirman, Katakanlah: “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Alloh”, dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan. (QS. An-Naml [27]: 65)
Alloh berfirman, Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Alloh. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-A’raf [7]: 188)
- Syariat Islam mengajarkan tata acara menghilangkan was-was akibat tathoyyur, yaitu dengan berdoa dan menyerahkan segalanya kepada Alloh semata. Dari Mu’awiyah bin Al Hakam bahwasannya ia berkata kepada Rosululloh Sholallohu ‘alahi Wassalam, “Di antara kami ada orang-orang yang bertathoyyur.’ Beliau menjawab, ‘Itu adalah sesuatu yang akan kalian temukan dalam diri kalian, akan tetapi janganlah engkau jadikan ia sebagai penghalang bagimu’.” (HR. Muslim)
Jika muncul rasa was-was dalam hati seseorang karena mendengar atau melihat sesuatu yang itu merupakan tathoyyur, maka hendaklah ia mengucapkan,
اللّهُمَّ لاَ يَأْتِي بِاْلحَسَنَاتِ إلاَّ أَنْتَ وَ لاَ يَدْفَعُ السَّيِّآتِ إلاَّ أنْتَ وَلاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ إلاَّ بكَ
“Ya Alloh, tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali Engkau, dan tidak ada yang menolak keburukan kecuali Engkau, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Engkau.” (HR. Abu Dawud dengan sanad shahih)
Adapula riwayat hadits dari Ibnu ‘Amr, “Barangsiapa yang mengurungkan hajatnya karena tathoyyur, maka ia benar-benar telah berbuat kemusyrikan. Mereka berkata, ‘Lalu apa yang dapat menghapus itu?’ Rosululloh bersabda, ‘Hendaknya orang itu berkata,
اللًّهُمَّ لاَ خَيْرَ إلاَّ خَيْرُكَ وَلاَ طَيْرَ إلاَّ طَيْرُكَ وَ لَا اِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ
‘Ya Alloh, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan-Mu dan tidak ada kesialan kecuali kesialan dari Engkau dan tidak ada Ilah yang haq selain Engkau.’” (HR. Ahmad)
- Menghindari ramalan memiliki hikmah yang besar, di antaranya adalah sebagai berikut;
- Menjaga keimanan kepada Alloh Ta’ala.
Pintu pertama setan untuk menjerumuskan manusia ke dalam lubang neraka Jahannam adalah menjerumuskan manusia ke dalam kekufuran dan kesyirikan. Dengan menghindari ramalan mampu menjaga salah satu pintu godaan setan dan menjaga keimanan kepada Alloh.
- Ikhtiar dan tawakal lebih kuat.
Dengan selalu menjauhi ramalan, ikhtiar lebih kuat dan lebih besar. Hal ini dikarenakan fokus pada usaha bukan pada apa yang diramalkan oleh orang lain. Tentu saja keberhasilan seseorang berdasarkan kepada ikhtiar yang kuat dan ketawakalannya kepada Alloh Ta’ala.
Dukung Program Huda Cendekia, Sedekah Santri Penghafal Qur’an