MENGINGKARI JANJI

Gambar. Mengingakari Janji - www.hudacendekia.or.id

Bagikan :

MENGINGKARI JANJI

Alloh Ta’ala mewajibkan kepada umat Islam agar menepati janji yang telah mereka ikrarkan. Alloh berfirman, “Dan tepatilah perjanjian dengan Alloh apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Alloh sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Alloh mengetahui apa yang kamu perbuat.” (QS. an-Nahl [27]: 91)

Di dalam ajaran Islam janji adalah sesuatu yang sangat dijaga, selama janji itu bukan merupakan perbuatan dosa dan sikap ingkar kepada Alloh Ta’ala. Hal ini sebagaimana dalam firman-Nya, “Sesungguhnya janji itu dimintai pertanggungjawabannya.” (QS. al-Isro [17]:34)

Menepati janji termsuk akhlak terpuji. Alloh Ta’ala menyanjung Nabi Ismail karena beliau adalah Nabi yang senantiasa menepati janji. Alloh Ta’ala berfirman: “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al-Qur`an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi.” (QS. Maryam [19]: 54)

Ibnu Katsir berkata, “Dalam ayat ini pula, Alloh Subhanahu wa Ta’ala menyanjung Nabi Ismail bin Ibrahim al-Khalil ‘alaihissalam bahwa (Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya).”

Al-Qurthubi berkata, “Ia tidak mendustai janjinya dan tidak berbuat ingkar. Bila sudah berjanji kepada Robbnya atau kepada sesama manusia, niscaya akan memenuhinya.”

              Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam memuji orang yang jujur. Beliau Sholallohu ‘alaihi Wassalam juga pernah memuji Abul-‘Ash bin ar-Rabî’, suami dari Zainab. Kata beliau Sholallohu ‘alaihi Wassalam tentang Abul-‘Ash bin ar-Rabî’:

حَدَّثَنِيْ فَصَدَّقَنِيْ وَوَعَدَنِيْ فَوَفَّى لِيْ

“Dia telah berbicara kepadaku dan berkata jujur, berjanji kepadaku dan menepatinya”. (HR. Bukhori dan Muslim)

Melanggar janji termasuk sifat tercela dan merupakan tabiat yang hina dan salah satu cabang dari cabang kemunafikan, serta ciri dari ciri-ciri orang munafik. Orang yang mulia akan berpaling dari tabiat ini dan tidak suka disifati dengan sifat tersebut. Sebab janji orang yang mulia ditunaikan, sedangkan janji seorang curang akan ditunda-tunda. Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam bersabda,

ايَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ : إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخَلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

“Tanda orang munafik ada tiga; jika berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, jika dipercaya ia berkhianat.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Banyak di antara kaum muslimin yang tertimpa dengan tabiat ingkar janji dan betapa sedikit yang menepati janjinya. Banyak orang yang mengingkari janjinya, hingga terbetik pada kebanyakan dari kalangan orang yang melarikan diri dari janjinya.

Beberapa fenomena ingkar janji yang tersebar di kalangan kaum muslimin di antaranya adalah:

  1. Ingkar janji terhadap anak.
  2. Terlambat memenuhi waktu perjanjian yang mana waktunya telah disepakati dengan aktivitas tertentu.
  3. Ingkar dalam suatu pemberian.
  4. Keterlambatan dalam melunasi hutang.

Berikut di antara nasehat para ulama tentang terpujinya menepati janji dan tercelanya mengingkari janji. Al-Mutsana bin Haritsah asy-Syaibani berkata, “Seandainya aku meninggal karena kehausan lebih aku senangi dari pada aku mengingkari janjiku.”

Ziyad al-A’jam berkata, “Sesungguhnya puji Alloh bagi seseorang apabila engkau berbuat sesuai yang dikatakannya. Tidak ada kebaikannya pada dusta seorang dermawan dan demikian juga kejujuran orang yang kikir.”

Ibnu Hazm berkata, “Apabila anda mengatakan sesuatu: “Ya” maka tepatilah. Karena kata “ya” adalah utang bagi seseorang yang wajib dipenuhi. Jika tidak katakanlah “tidak”, anda akan lega dan lepas. Agar manusia tidak menyangka bahwa anda orang yang pendusta.

Setiap orang bisa dipastikan pernah berhubungan dengan orang lain. Kemungkinan besar sudah pernah merasakan, betapa pahitnya dibohongi orang lain dengan ingkar janji. Memang ingkar janji itu penuh dengan mudharat, banyak sisi negatif yang akan timbul akibat ingkar janji ini. Di antaranya: Jika orang yang diingkari itu tidak rela, maka akan bereaksi dan timbul kemarahan. Jika marah tak terkendali, bisa menimbulkan pertengkaran, perkelahian, bahkan bisa menyebabkan pembunuhan.

Pemimpin ingkar janji terhadap rakyatnya, maka bukan mustahil akan terjadi pemberontakan dan prahara di negerinya. Jika periodenya habis, jangan harap bisa terpilih lagi sebagai pemimpin.

Jika yang ingkar janji seorang suami atau Istri, sering menimbulkan keributan dalam rumah tangga, bahkan sampai terjadi perceraian.

Jika yang ingkar janji suatu perusahaan terhadap karyawannya. sering menbimbulkan mogok kerja yang pada akhirnya menimbulkan kerugian perusahaan. Alloh Ta’ala akan mengutuk keras dan melaknat serta menimpakan bencana terhadap orang yang ingkar janji, baik itu berjanji kepada Alloh maupun berjanji terhadap sesama manusia.  Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam bersabda:

مَنْ أَخْفَرَ مُسْلِمًا ، فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

“Barangsiapa yang tidak menepati janji seorang muslim, maka dia mendapat laknat Alloh, malaikat, dan seluruh manusia. ” (HR. Bukhori dan Muslim)

Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam juga bersabda:

إِنَّ الْغَادِرَ يَنْصِبُ اللَّهُ لَهُ لِوَاءً يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُقَالُ أَلَا هَذِهِ غَدْرَةُ فُلَانٍ

“Sungguh, Alloh akan tancapkan bendera bagi orang yang berkhianat di hari kiamat. Lalu dikatakan: ‘Ketahuilah ini adalah pengkhianatan di fulan.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Ikut Partisipasi Mendukung Program, Salurkan Donasi Anda di Sini!

www.hudacendekia.or.id

Kategori
WhatsApp chat

Assalamualaikum,..

Sahabat shalih/shaliha bantu para santri untuk bisa menghafal al-Qur’an yuk, dengan bersedekah di program

Beasiswa untuk Santri Penghafal Al-Qur'an