Ini kisah tentang ibu Icah ia kami kira-kirakan umurnya sekitar 60th, karena saat kami berkunjung untuk memberi sedikit bantuan dari para donatur kerumahnya dan menanyakan usianya ia mengaku sudah tidak ingat lagi.
Kini ia tinggal berdua dengan anak laki-lakinya, sampau saat ini mereka menghidupi diri sebagai pengumpul rongsokan yang dijual 1 kilonya dihargai 1500 rupiah, ibu Icah mengaku sehari ia hanya mampu mendapat dua karung maksimal atau jika diuangkan sekitarĀ 10/15rb perharinya, dan jika tidak ada rongsokoan yang didapat, ia biasa membantu diladang ubi milik orang lain baik itu membantu panen/lainnya, untuk mendapatkan upah agar bisa makan hari itu.
Di rumah yang menurut kami sudah tidak layak huni harapan ibu Icah tidak redup, dengan penuh harap dan rasa yakin kepada Allah yang tidak akan menelantarkan hamba-Nya.
Disini kita semakin percaya kepada Allah semakin yakin, bahwa selama seorang hamba tetap berdoa dan berharap kepada Allah ia takan binasa.
Rosulullah prenah bersabda,
“Janganlah engkau merasa lemah untuk berdo’a, sebab sesungguhnya tidak seorang pun binasa selama ia tetap berdo’a” (HR. Ibnu Hibban dan Hikam)
Dari Ibu Icah kita belajar banyak, belajar bersyukur, belajar hidup Qanaah dan menambah keyakin serta rasa cinta kita kepada Allah.
Sau