Makna Keadilan
Dalam tata bahasa Arab, adil (al- ‘adl) adalah bentuk mashdar dari ‘adala-ya’dilu. Makna dari kata itu adalah lawan dari kata zalim. Adil adalah memberikan putusan hukum dengan benar. Menurut istilah, adil adalah pertengahan dari dua Sisi yang berlawanan.
Jahizh mengatakan, “Adil adalah bagian yang tetap dari pertengahan. la memperlakukan perkara sesuai dengan tempat, waktu, cara, dan ukurannya tanpa berlebihan, kurang, maju, atau mundur (memperlakukan sesuatu secara proporsional).
Munawi mengatakan, “Adil adalah memutuskan hukum sesuai dengan Kitabulloh dan Sunnah Rosululloh Sholallohu ‘alaii Wassalam, bukan dengan pemikiran murni.”
Teladan Nabi
Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam adalah manusia yang paling bertakwa dan adil. Beliau tidak segan-segan untuk menghukum anaknya sendiri jika bersalah.
Aisyah meriwayatkan bahwa kaum Quraisy merasa gelisah dengan urusan perempuan dari bani Makhzum yang telah mencuri. Mereka berkata, “Siapa yang akan membicarakan masalah ini kepada Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam” Mereka berkata, “Tidak akan ada yang berani untuk melakukannya, kecuali Usamah bin Zaid, orang yang dicintai Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam.”
Zaid pun membicarakan masalah ini kepada Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam. Namun, beliau bersabda, “Apakah kamu meminta syafa’at untuk menggagalkan hukum had Alloh?” Kemudian beliau berkhotbah, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa karena jika orang yang terhormat di antara mereka mencuri, mereka akan membiarkannya dan jika orang yang lemah di antara mereka mencuri, maka mereka menegakkan hukum had kepadanya. Demi Alloh, seandainya Fathimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku akan memotong tangannya. ” (HR. Bukhori dan Muslim)
Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam telah mengajak kepada makhluk dunia untuk berhias diri dengan keadilan agar tercipta rasa saling mencintai antar sesama umat manusia.
Beliau bersabda, “Apabila kalian memutuskan hukum, hendaklah memutuskannya dengan adil, dan apabila kalian membunuh, hendaklah melakukannya dengan baik, karena sesungguhnya Alloh Mahabaik dan menyukai orang-orang yang berbuat baik. ” (HR. Thabrani; hadits hasan)
Adil Seperti Sedekah dan Penyelamat
Makna Keadilan – Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam memberi tahu bahwa berbuat adil adalah sedekah yang ditulis dalam timbangan seorang hamba.
Beliau Sholallohu ‘alaihi Wassalam bersabda, “Setiap ruas jari manusia dapat menjadi sedekah bagi setiap hari yang di dalamnya matahari terbit: berbuat adil antar manusia adalah sedekah.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Beliau Sholallohu ‘alaihi Wassalam memberitahu bahwa pemimpin yang adil akan terkabulkan doa-doanya. Beliau bersabda, “Tiga orang yang doanya tidak tertolak: (1) pemimpin yang adil….” (HR. Tirmidzi dan yang lainnya, hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Beliau memberi tahu bahwa berbuat adil adalah salah satu penyebab terbesar yang menyelamatkan seorang hamba. Beliau Sholallohu ‘alaihi Wassalam bersabda, “Tiga penghapus dosa, tiga derajat, tiga penyelamat, dan tiga perusak…. Adapun (tiga) penyelamat adalah adil ketika marah dan ketika senang….” (HR. Thobrani; hadits sahih)
Beliau memberi tahu bahwa pada hari Kiamat, orang-orang yang adil akan berada dalam naungan Arsy ar-Rahman. Beliau bersabda, “Tujuh orang yang akan mendapat naungan dari Alloh pada hari tidak ada naungan selain naungan-Nya: (salah satunya) pemimpin yang adil…. ” (HR. Bukhori dan Muslim)
Beliau memberi tahu bahwa pada hari Kiamat orang-orang yang adil akan berada di atas mimbar-mimbar cahaya. Beliau bersabda, “Sesungguhnya orang-orang yang adil di Sisi Alloh berada di atas mimbar-mimbar cahaya. Mereka adalah orang-orang yang berbuat adil dalam hukum, keluarga, dan apa yang dikuasakan kepada mereka.” (HR. Muslim)
Beliau memberi tahu bahwa orang yang adil adalah para penghuni surga. Beliau bersabda, “Ahli surga ada tiga: (1) penguasa yang adil dan mendapat taufik; (2) laki-laki penyayang dan lembut hati kepada setiap kerabat dan setiap muslim; (3) dan orang yang menjaga kesucian dan kehormatan diri, (padahal) memiliki (tanggungan) keluarga. ” (HR. Muslim)
Suatu Perintah Atas Mukmin
Makna Keadilan – Nabi ﷺ telah memerintahkan umat beliau untuk bersikap adil kepada orang- orang awam ataupun orang-orang khusus, bahkan orang tua kepada anaknya. Beliau bersabda, “Bertakwalah kepada Alloh dan berbuatlah adil di antara anak-anak kalian dalam hal pemberian. ” (HR. Bukhori)
Beliau memerintahkan suami agar bersikap adil kepada istri-istrinya. Bahkan beliau juga memerintahkan manusia untuk adil kepada dirinya sendiri. Karena itu, jika tali salah satu sandal terputus, ia harus melepas tali sandal yang lain. Beliau bersabda, “Hendaklah ia memakai kedua sandalnya atau melepaskan semuanya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Keadilan Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam di mata para sahabat. Nabi Sholallohu ‘alaihi Wassalam telah memperingatkan para sahabat beliau agar jangan ada salah seorang di antara mereka datang kepada beliau dengan permainan kata-kata untuk mengambil hak saudaranya.
Ummu Salamah meriwayatkan bahwa Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam bersabda, “Sesungguhnya kalian mengajukan permusuhan kalian kepadaku. Barang kali sebagian dari kalian lebih memiliki argumen yang jelas daripada yang lain, lalu aku memenangkan hukum atasnya sesuai apa yang aku dengar darinya. Barangsiapa yang aku potong hak saudaranya baginya, janganlah ia mengambilnya. Hal itu karena sesungguhnya aku memotongkan bagian dari api neraka untuknya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Keadilan Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam kepada Istri-lstri Beliau. Aisyah berkata kepada Urwah bin Zubair, “Wahai saudara sepupuku, Rosululloh Sholallohu ‘alaii Wassalam tidak melebihkan kami atas sebagian yang lain dalam hal pembagian jatah menginap di rumah kami. Setiap hari, jarang sekali beliau tidak mengunjungi kami semua.
Beliau mendekati setiap istri beliau tanpa melakukan hubungan suami istri sampai beliau datang di rumah perempuan yang berhak atas giliran bersama beliau pada hari itu, lalu beliau menginap di rumahnya.” (HR. Abu Dawud; hadits sahih)
Doa Orang Terzalimi
Makna Keadilan – Lawan dari adil adalah zalim. Setiap muslim hendaklah berhati-hati terhadap doanya orang zalim sebab doanya orang zolim mustajab. Meskipun orang yang terzalimi itu adalah orang kafir atau fasik. Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam bersabda, “Takutlah atas doa orang yang terzalimi karena doanya terangkat di atas awan, sementara Alloh berfirman, ‘Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, niscaya Aku akan menolongmu walaupun setelah beberapa waktu.”‘ (HR. Ahmad; hadits hasan)
Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam bersabda, “Takutlah atas doa orang yang terzalimi karena doanya naik ke langit seperti percikan api. (HR. Hakim; hadits sahih)
Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam bersabda, “Takutlah atas doa orang yang terzalimi, walaupun ia adalah orang kafir karena tidak ada penghalang bagi doanya. ” (HR. Ahmad; hadits sahih)
Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam bersabda, “Doa orang yang terzalimi akan dikabulkan. Jika ia adalah orang yang bejat, kebejatannya itu untuk dirinya sendiri.” (HR. Ahmad dan Thayalisi; hadits sahih)
Ikut Partisipasi Mendukung Program, Salurkan Donasi Anda di Sini!