Kaya Namun Sengsara

Bagikan :

 

Kaya bukan untuk Sengsara

“Sesungguhnya, seseorang di antara kalian tidak akan mati kecuali setelah dia mendapatkan seluruh rezeki (yang Allah takdirkan untuknya) secara sempurna. Maka, janganlah kalian bersikap tidak sabaran dalam menanti rezeki.  Bertakwalah kepada Allah, wahai manusia! Carilah rezeki secara proporsional, ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram.”

(HR. Al-Hakim; dari Jabir; dinilai sahih oleh Al-Albani)

Mencari Rizki ataupun mencari nafkah untuk mencukupi kehidupan keluarga adalah kewajiban bagi seseorang, namun jika hingga akhirnya melupakan kewajiban yang paling inti yakni beribadah kepada Allah l, lupa kepada Allah l maka tak ada sama sekali faedah yang didapat dari Rizki tersebut, “kaya namun sengsara”.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa kebahagiaan itu “berasal dari hati”, bukan soal harta. Seorang muslim yang senantiasa mencoba untuk menapaki jalan Sunnah akan faham bahwa banyaknya harta bukanlah jalan keluar dari kegalauan hati, namun senantiasa mencoba bersyukur dan Tetap Qona’ah (merasa cukup) dengan apa yang didapat adalah kekayaan yang sesungguhnya. Obat dari kegalauan karena sempitnya hati yang senantiasa merasa kurang.

Rosululloh n bersabda:

“Kekayaan tidaklah diukur dengan banyaknya harta, namun kekayaan yang hakiki adalah kekayaan hati.” (HR. Bukhari dan Muslim; dari Abu Hurairah)

Namun saudaraku, nampaknya keimanan kita masih belum cukup, masih perlu belajar dan pembiasaan dalam berqona’ah. Kita akui diri kita senantiasa merasa kurang, diberi rezeki makan dengan sayur, berandai diberi Ayam, diberi lauk Ayam berandai kalau diberi Kambing, dan seterusnya tak akan pernah habis hingga sampai akhir masih merasa kurang dan merasa miskin.

Saudaraku berapa ribu, bahkan juta dari saudara kita termasuk mungkin diri kita sendiri yang sampai saat ini masih diperbudak oleh harta? berangkat pagi bahkan sebelum subuh bekerja mencari harta, pulang malam dengan keadaan lelah, kemudian istirahat tidur, terus berulang hingga akhir hayat. Tak sedikitpun merasakan kebahagiaan yang pernah dihasilkannya, banyak harta namun sengsara.

Tidak enak tidur karena takut hartanya dicuri, tak mau berbagi karena takut miskin. Tanpa dia sadari harta telah menjadi rajanya dan dia sebagai kacungnya.

Saudaraku Rasulullah n bersabda

“Barangsiapa yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya.” (HR. Tirmidzi; dinilai hasan oleh Al-Albani)

Roasulullah n menggambarkan kepada kita, bahwa kebahagiaan itu bukan hal yang sulit, 1. merasa aman tanpa khawatir dengan apapun, 2. Sehat jiwa dan raga, 3. Mendapatkan rizki untuk hari itu.

Merasa Aman tak ada gelisah yakin bahwa Allah l yang akan menjaganya, tidak takut jika harta yang dimilikinya akan hilang, karena telah meyakini jika memang itu kehendak Allah l maka apapun yang diperbuat tak ada daya dan upaya yang bisa menghalanginya.

Sehat jiwa dan raga, Tanpa rasa syukur terkadang kita tidak sadar dengan nikmat sehat kita, sebagaimana Rosululloh n bersabda ada dua nikmat yang sering dilupakan, yakni nikmat sehat dan waktu luang.

Memiliki makanan untuk hari itu, tanpa rasa Qona’ah dengan Rizki yang Allah l beri, maka meskipun seseorang telah Allah l berikan rizki yang mencukupi untuk hari itu, ia takan pernah merasa bahagia. Kunci untuk ini adalah Qona’ah dan yakin bahwa jika hari ini Allah l memberi rizki, maka begitupun dengan esok.

Saudaraku Sifat Qona’ah, Syukur, Tawakal kepada Allah l bukanlah sifat yang muncul dengan sendirinya tanpa keimanan, butuh usaha untuk meraihnya butuh pembiasaan untuk mendapatkannya. Hanya dengan berusaha bersedekah, berusaha husnudzan kepada Allah l setiap hari setiap waktu selama nafas berderu, insyaallah kita akan menjadi hamba yang tawakal serta Qona’ah sehingga kebahagiaan bukan lagi hal yang perlu dicari, namun ia yang menjamu kita setiap hari.

Cukupkan sampai disini saja harta memperbudak kita, mari kita mulai tingkatkan rasa Tawakal, Syukur serta Qona’ah dalam diri sehingga kita akan senantiasa merasa kaya, merasa cukup, bahagia dengan apa yang kita terima.

Memperbanyak dzikir memuji Allah l atas segala nikmat yang selama ini telah Ia berikan kepada kita, Memperbanyak berbagi kepada sesama, mendawamkah sedekah dijalan dakwah sebagai rasa syukur kita kepada Allah l yang telah menuntun kita ke jalan sunnah.

Semoga kita semua diberikan kekuatan oleh Allah l untuk menghadapi ujian harta, semoga yang tengah ada dalam keadaan kurang Allah l tumbuhkan rasa Qona’ah dalam hatinya, dan yang sedang ada dalam keadaan cukup atau bahkan banyak Allah l tumbuhkan rasa syukur dalam hatinya. Aamiin

Kategori
WhatsApp chat

Assalamualaikum,..

Sahabat shalih/shaliha bantu para santri untuk bisa menghafal al-Qur’an yuk, dengan bersedekah di program

Beasiswa untuk Santri Penghafal Al-Qur'an

× How can I help you?