Kategori: YHC Todays

Dermawan Cendekia… Di hari kamis, ada amalan sunnah yang rutin santri lakukan. Apakah itu?

Ya benar, puasa sunnah. Dan insyaAllah, kita juga tahu, bahwa pahala dari ratusan santri yang menjalankan puasa ini bisa juga kita dapatkan, dengan apa? Yaitu dengan cara ikut memberikan hidangan untuk berbuka mereka. MasyaAllah, mudah dan berkah.

Maka di hari kamis ini, kami mengajak kembali untuk meraih kesempatan besar ini agar mendapat keberkahan pahala puasa dan Dido’akan santri di waktu sebelum berbuka yang mustajab.

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga,” (HR. Tarmidzi)

Yuk, ambil kesiapan kita, untuk membukakan puasa untuk para santri
Paket ifthor/3santri : 105.000
Paket ifthor/5santri : 175.000
Paket ifthor/10 santri : 350.000
Paket ifthor/20 santri : 700.000
Paket ifthor/50 santri : 1.750.000
Paket Semampunya

Untuk Sedekah Buka Puasa Langsung Kesini Ya..
1. BRI 001201003107303
2. BCA 0953-477-243
3. BSI 704-0950-208
4. BNI 1324722772
5. Mandiri 133-0011-6784-89

A.n yayasan Huda Cendekia

www.hudacendekia.or.id

“Mengajar bukanlah sebuah pilihan, tapi kewajiban yang bernilai sedekah bagi orang-orang yang dianugerahi oleh Allah dengan ilmu.”

Begitulah salah satu ungkapan dari Ustadz Yahya, pengajar di Ponpes Al Ikhwah, Dramaga Bogor. Masyaalloh…

Ustadz Yahya adalah salah seorang santri lulusan Ma’had Huda Islami yang dibiayai oleh Yayasan Huda Cendekia.

Alhamdulillah, setelah lulus dari Ma’had pada 2021 lalu, ustadz Yahya langsung bisa terjun mendedikasikan diri menjadi pengajar santri baru. Meneruskan pencetakan generasi Qur’ani yang lebih banyak lagi.

Begitulah kita menyebutnya “Kebaikan yang melahirkan kebaikan yang lebih banyak lagi”. Dan semua itu, alhamdulillah ada kontribusi di dalamnya.

Semoga Allah Ta’ala menjadikan amal kebaikan ini tercatat di sisi Nya dan terus melahirkan kebaikan lainnya yang lebih besar lagi.

Mari dukung terus program mulia ini dalam menebar kebaikan untuk akherat Ajak juga kerabat untuk bersama-sama berjuang di jalan yg mulia ini Insyaa Allah

Jazakumullah Khairan

“Ya Allah berikanlah Para Dermawan Rizki yang Luas, Keberkahan Hidup, Ampunan dan masukkanlah Para Dermawan ke dalam JannahMu Aamiin Yaa Robbal ‘aalamiin”

Sedikit kisah yang kami ingat dari santri Akhi Wisnu Pamungkas, saat selesai kontrak kerja dengan pabrik, ditanya kakaknya, “pilih kerja lagi atau pesantren?, jawab Wisnu “jangan kasih pilihan, arahkan saja saya”.

Kakaknya tentu memilih ke pesantren, dan masuklah pesantren MHI baru 2 pekan yang lalu.

Qodarulloh, setelah 2 pekan, Alloh ta’ala uji dengan penyakit, dan Alloh ta’ala wafatkan akhuna Wisnu di usia 23 tahun, di hari jum’at pagi yang penuh berkah pada jam 06:19 WIB di RSUD Leuwiliang Bogor.

Insyaalloh syahid husnul khotimah. Mungkin inilah cara terbaik yang Alloh ta’ala pilihkan untuk kematiannya, dimana diwafatkan bukan saat sedang sibuk dengan pekerjaan duniawi, tetapi sedang bersemangat belajar dan menghafal Qur’an di pesantren.

Tidak ada yang mengetahui umur seseorang, kecuali Dia. Semoga kita semua diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah di jalan dakwah.

اللهم اغفر له وارحمه وعافه واعف عنه

Itulah tema yang kita usung di bulan dzulhijjah tahun 1443 H ini… Dan alhamdulillah, dengan izin Alloh ta’ala kita berkesempatan untuk merealisasikan tema tersebut.

Tepat di hari raya idul adha, para santri penghafal al-Qur’an MHI melaksanakan pemotongan hewan qurban titipan para donatur dan sekaligus menyalurkannya kepada para dhuafa di sekitar pesantren.

Dapat merasakan hewan qurban tentu adalah anugerah besar dari Alloh ta’ala. Karena bagi santri, merasakan daging kambing apalagi sapi tidak bisa setiap hari, bahkan bisa 1 tahun sekali di hari raya saja.

Pun bagi masyarakat di sekitar MHI, mayoritasnya adalah dhuafa yang memiliki tingkat ekonomi rendah. Mendapat daging qurban memberikan kebahagiaan yang sangat mereka syukuri.

Betapa indahnya rasa persaudaraan ini. Semoga Alloh ta’ala memberikan balasan yang besar kepada para donatur yang telah membuktikan keimanannya dengan berqurban di jalan Alloh ta’ala.

Alhamdulillah, di saat lembaga-lembaga pendidikan mengadakan liburan, Ma’had Huda Islami justru mulai menyambut santri penghafal Qur’an baru.

Para santri mulai berdatangan ke MHI Leuwiliang di hari sabtu 26 Juni, dan di hari Ahad nya mereka sudah mencapai MHI seluruhnya. Total ada 58 santri baru.

Setelah sampai, para santri tidak berlama-lama istirahat, di hari senin ini sampai rabu depan, mereka langsung mengikuti acara douroh untuk pengenalan pesantren, lingkungan dan peraturannya.

Semoga para santri yang baru ini dapat kerasan di tempat tinggal baru mereka, dan semoga mereka dapat menimba ilmu, serta menjadi penghafal al-Qur’an sebagaimana yang kita harapkan bersama. Aamiin.

Tepat tanggal 5 Juni 2020, Dengan tekad yang bulat, Fajar Sopia Rahmat berangkat dari Garut menuju Ma’had Huda Islami untuk menimba ilmu syar’i dan menjadi penghafal Qur’an.

Ia sadar, meski masih awam dalam pendidikan agama, tapi ia ingin hijrah dan berubah, ia ingin membahagiakan kedua orangtuanya dengan menjadi penghafal al-Qur’an.

Alhamdulillah, upaya santri yang bertekad setelah lulus dari MHI untuk melanjutkan S2 ini tidaklah sia-sia… Dari yang waktu masuk pertama ke MHI nol hafalan sama sekali, dalam kurun waktu 2 tahun telah menyelesaikan 12 juz hafalan. Masyaalloh.

Karena itu, Fajar sangat bersyukur bisa diterima di MHI ini dan mengucapkan ribuan terima kasih yang sedalam-dalamnya untuk para donatur yang telah mensupport para santri di MHI selama ini.

Sebelumnya kita sudah berkenalan dengan santri Fajar dari garut, kali ini juga masih santri asal garut, ananda Rahman Ahmad yang juga sudah 2 tahunan menjadi mahasantri MHI.

Berbeda dengan Fajar, santri Rahman Ahmad pernah merasakan mondok sebelum masuk MHI. Tetapi…, di pondok sebelumnya tidak ditekankan pelajaran-pelajaran ilmu syar’i, pendalaman aqidah, juga pelajaran Qur’an dan hafalannya.

Alhamdulillah dengan masuk MHI pengetahuan ilmu syar’i dirasakan bertambah sangat melimpah, terlebih hafalan Qur’an nya, dari yang sebelumnya hanya membawa 1 juz hafalan saja, kini sudah mencapai 10 juz hafalan.

Selain ilmu syar’i yang lebih mumpuni, ia sangat berkesan dengan kondisi pesantren yang di luar ekspektasi. Dari fasilitas belajar, ibadah, sampai fasilitas olahraga berkuda yang belum ia coba sebelumnya. Semua ia rasakan memberikan kenyamanan sehingga sangat bersemangat belajar di MHI ini.

Semoga keberkahan ilmu dan al-Qur’an yang dirasakan oleh para santri MHI, juga menjadi keberkahan bagi Anda para dermawan cendekia yang telah membantu menggapai cita-cita mulia mereka.

Merawat jenazah merupakan fardhu kifayah. Dengan hukum ini, sekiranya ada orang Islam meninggal dan sudah ada yang merawat jenazahnya, maka gugurlah kewajiban umat Islam yang lain.

Umumnya, merawat jenazah hanya dilakukan oleh orang-orang yang sudah terbiasa. Ada banyak faktor yang mempengaruhi orang-orang untuk tidak terlibat mengurus jenazah, di antaranya karena kurang tahu caranya, takut atau memiliki trauma terhadap fenomena kematian.

Itulah yang mendorong kami untuk membekali para santri penghafal Qur’an agar ahli dalam segala bidang agama, salah satunya mengurus jenazah seperti yang baru dilaksanakan pada Ahad 12 Juni lalu.

Diharapkan dengan ilmu pengurusan jenazah tersebut, kelak para santri dapat mengamalkan ilmu nya di daerah masing-masing yang mungkin masih minim ilmu tersebut.

Semoga ilmu yang diperoleh para santri di pesantren-pesantren yang ada di bawah naungan Huda Cendekia bermanfaat bagi masyarakat luas di kemudian hari. Aamiin.

Detik-detik hari raya qurban kian mendekat… Kita semua sangat gembira menantikannya, tak terkecuali ratusan santri di pesantren-pesantren yang ada dalam naungan Yayasan Huda Cendekia.

Mereka sangat antusias menyambutnya. Tentu saja, selain mereka faham dengan keutamaan hari raya idul adha yang begitu agung lagi mulia, juga yang membuat semangat mereka membara adalah saat acara pemotongan hewan qurban di pesantren tercinta.

Seperti tahun lalu, harapan mereka adalah bisa kembali menjalankan pemotongan hewan qurban, kemudian menikmatinya bersama-sama, juga mendistribusikan langsung ke masyarakat sekitar mereka.

Bagi para santri, makan daging kambing mungkin hanya setahun sekali di hari raya itu saja. Itu momen spesial bagi mereka. Maka mereka pun melangitkan do’a yang cukup sederhana:

“Semoga di hari raya qurban tahun ini, masih ada donatur baik hati yang berkenan menitipkan qurban untuk kami…”