Pada saat berpuasa, kita bukan hanya menahan diri dari haus dan lapar, tapi juga menahan diri dari nafsu lainnya seperti syahwat dan juga amarah.
Sebuah hadist mengatakan,
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thabrani. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shahih lighairih)
Nah, agar puasamu tidak hanya berbuah haus dan lapar, hindari 5 hal berikut ini yang bisa menjadikan puasamu sia-sia atau berkurang manfaatnya.
Tidak Menjaga Pandangan Pada Lawan Jenis
Seorang muslim memang harus menjaga pandangan pada lawan jenis yang bukan muhrimnya, pandangan mata tertentu pada lawan jenis yang bukan muhrim bisa menjadi titik yang membuka pintu zinah. Pada saat berpuasa, bahkan seorang suami atau istri pun harus bisa menjaga syahwatnya pada pasangan.
“Pandangan mata ialah anak panah beracun yang dilepaskan iblis. Barangsiapa menundukkan pandangan karena takut pada Allah, Allah akan memberikan iman kepadanya yang ia temukan manisnya iman itu dalam hatinya.” (HR. at-Thabrani)
Ghibah atau Membicarakan Keburukan Orang
Dalam berkehidupan sosial, tentu kita pernah merasakan ketidaknyamanan bergaul dengan seseorang. Hal inilah yang biasanya menimbulkan benih-benih ghibah atau membicarakan keburukan. Bulan Ramadhan ini merupakan ajang untuk kita latihan untuk tidak membicarakan keburukan orang lain di belakangnya, kecuali jika kita mengatakan langsung kepadanya dengan bahasa yang halus dan mengajaknya pada perubahan yang lebih baik.
“Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.” (Lihat Latha’if Al Ma’arif, 1/168, Asy Syamilah)
Tidak Menjaga Lisan
Saat berpuasa kita bukan hanya menahan nafsu lapar dan haus, tapi juga nafsu berupa amarah yang seringkali datang tak diundang. Amarah dan kebencian inilah yang menyebabkan kita mengeluarkan kata-kata kotor atau sekedar kata-kata penuh amarah yang mungkin menyakiti orang lain. Sekali lagi, Ramadhan menjadi ajang bagi kita untuk lebih memperbaiki diri untuk mengontrol emosi dan menghindari kata-kata yang menyakitkan orang lain.
Rasulullah SAW bersabda
“Sesungguhnya puasa adalah perisai. Apabila salah seorang di antara kamu berpuasa maka jangan berkata kotor dan jangan bertindak bodoh. Jika ada seseorang yang menyerang atau mencaci, katakanlah “ Sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku berpuasa.”
Tidak Menjaga Telinga
Tidak menjaga teling atau membiarkan diri kita mendengar dan percaya pada berita-berita yang tidak bisa dipastikan kebenarannya, sehingga apa yang kita percaya dari berita tersebut bisa merugikan pihak lain, sama saja dengan memakan makanan yang harm.
Allah Subhanahu wa Ta’ala befirman:
“Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram.” (QS. Al-Maidah: 42)
Kalap Saat Berbuka Puasa
Esensi dari menahan haus dan lapar saat puasa itu sendiri adalah cara agar kita belajar untuk lebih mengendalikan diri. Untuk menyempurnakan puasa, hendaknya kita juga masih berusaha mengendalikan diri saat berbuka puasa.
Sumber : http://www.dailymoslem.com